REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menjelang memasuki pendidikan tinggi ataupun dunia kerja, kebutuhan akan tanda tangan sebagai bentuk perwakilan diri semakin tinggi. Ketika mendaftar sekolah memerlukan tanda tangan. Selain itu, ketika lulus pun individu membutuhkan tanda tangan guna mengesahkan ijazah.
Ihwal hal itu, Pakar Graphologi, Achsinfina H Soemantoro menegaskan keinginan membuat tanda tangan muncul pada anak-anak pada usia sekolah. Ia menyebut keinginan itu juga didorong faktor lingkungan seperti melihat kedua orang tua atau orang terdekatnya menuangkan coretan berupa tanda tangan sebuah kertas.
"Apabila anak sudah mulai menunjukan keinginan itu, cobalah membantunya dengan cara mengarahkan," katanya, kepada Republika Online disela Seminar 'Mengenal Potensi Anak melalui Tulisan Tangan' yang digagas Republika, di Jakarta, akhir pekan ini. Sinta Sapaan akrabnya, menegaskan tanda tangan merupakan cermin representasi diri. Karena itu, konsistensi bentuk tanda tangan harus dimulai sejak dini.
"Seiring perkembangan usia, ada kalanya seorang individu merasa tanda tangan yang dibuatnya kurang berkenan atau sreg. Akibatnya, mereka cenderung mengubah tanda tangan," tuturnya. Efek dari tanda tangan yang selalu berganti, kata dia, individu tersebut seolah menampilkan suatu citra diri yang diinginkan publik karena merasa citra diri yang tampak keluar kurang maksimal.
Karena itu, Sinta menyarankan, sebaiknya orang tua mengarahkan anak membentuk tanda tangan dengan memperhatikan beberapa aspek :
Pertama, tanda tangan yang berbentuk seimbang atau berada pada semua zona (zona atas, tengah dan bawah suatu kertas garis dua). Dengan begitu, kata Sinta, individu mampu membentuk keseimbangan pola pemikiran.
Kedua, tanda tangan sebaliknya dimulai dari kiri ke kanan kemudian kembali lagi dengan mencoret tulisan atau goresan nama atau huruf yang sebelumnya dibuat.
Ketiga, jangan membentuk tanda tangan yang nampak berupa guratan huruf atau nama yang dikelilingi lingkaran sehingga untaian huruf seperti berada di dalam kantung atau lingkaran. "Bentuk tanda tangan seperti ini menandakan individu kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan luar dan memiliki pertahanan diri yang tinggi," paparnya.
Keempat, kata dia, tanda tangan dengan penegasan garis bawah, sebaiknya digoreskan dari kiri ke kanan. Menurutnya, dengan ritme yang menanjak diakhir diharapkan akan memberikan semangat untuk individu tersebut.
Kelima, tanda tangan harus dibubuhi titik yang jelas. Alasannya, kata dia, penegasan itu bermakna tidak mudah mempercayai seseorang.
Terakhir, lanjutnya, ketika individu memberikan tambahan goresan ornamen unik memiliki interpretasi bermacam-macam. Salah satunya, keinginan individu untuk meningkatkan kemampuan berkesenian. "Intinya, tanda tangan harus dibuat dengan huruf yang sehat dan seimbang, jelas berupa tulisan nama, diupayakan ada skip atau jeda dan bergulir lembut dari kiri ke kanan," kata dia