Selasa 09 Dec 2025 16:57 WIB

Dituding Jadi Alat Propaganda, Nasib 'Masha and the Bear' di Ujung Tanduk?

Ukraina dikabarkan akan melarang penayangan kartun 'Masha and the Bear'.

Kartun Masha and the Bear. Masha and the Bear terancam diblokir di Ukraina karena dituding menjadi alat perang hibrida dan menyebarkan propaganda terselubung Rusia.
Foto: Dok. Animaccord Animation Studio
Kartun Masha and the Bear. Masha and the Bear terancam diblokir di Ukraina karena dituding menjadi alat perang hibrida dan menyebarkan propaganda terselubung Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina telah melampaui batas militer dan diplomasi, merambah ke ruang digital dan layar tontonan anak-anak. Serial animasi populer asal Rusia, "Masha and the Bear" terancam diblokir di Ukraina karena dituding menjadi alat perang hibrida dan menyebarkan propaganda terselubung Rusia.

Di Ukraina, ancaman terhadap "Masha and the Bear" dipandang sebagai masalah keamanan nasional, sebuah invasi yang menargetkan pikiran generasi muda. Dilansir laman UNN pada Oktober, Kepala Komite Kebebasan Berbicara Parlemen Ukraina (Verkhovna Rada), Yaroslav Yurchyshyn, merupakan sosok utama yang mendesak sanksi. Menurut dia, esensi narasi imperial dan militeristik Rusia tetap kentara meskipun bahasa di serial tersebut telah dialihsuarakan ke bahasa Ukraina.

Baca Juga

Menurut Yurchyshyn, ruang digital anak-anak telah menjadi ladang yang sangat besar tempat Rusia masuk untuk menginvasi pikiran anak-anak di sana. Dia meminta orang tua lebih waspada, sambil mendorong produksi karya animasi lokal sebagai gantinya.

Senada dengan itu, Komisioner Baru untuk Perlindungan Bahasa Negara Ukraina, Olena Ivanovska, secara eksplisit menyebut kartun "Masha and the Bear" sebagai alat perang hibrida yang secara halus menanamkan propaganda dan nilai-nilai Rusia. Dilansir laman 12ua, menurut dia, kartun tersebut diyakini dirancang menggunakan mekanisme pengaruh yang dikembangkan oleh dinas khusus Rusia.

Dilansir laman Mexha, indikasi propaganda yang diklaim tersembunyi ini meliputi impunitas karakter Masha, yang dikhawatirkan dapat ditiru anak-anak tanpa memahami konsekuensi negatif, serta simbol militeristik ketika Masha terlihat mengenakan atribut berbau Soviet, seperti "topi" Soviet atau topi pengemudi tank. Namun, kontroversi juga memiliki dimensi ekonomi yang krusial.

Yurchyshyn menyoroti bahwa uang dari monetisasi mengalir ke studio animasi Rusia. Sebuah aliran dana signifikan yang menurut data Kepala Tyshchuk Digital HUB, Olha Tyschuk-Volska  menunjukkan bahwa saluran YouTube berbahasa Ukraina dari "Masha dan the Bear" adalah salah satu yang terpopuler, dan Rusia berpotensi meraup sekitar 2,4 juta dolar AS dari penonton Ukraina hanya pada 2025.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement