Rabu 12 Nov 2025 20:01 WIB

Harus Kritis! Orang Tua Jangan Ragu Bilang 'Tidak' pada Sentuhan ke Anak

Prof Alimatul mengajak orang tua lebih peduli terhadap batasan sentuhan pada anak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Sentuhan oleh orang asing terhadap anak (ilustrasi). Guru besar kajian gender UIN Sunan Kalijaga, Prof Alimatul Qibtiyah, menanggapi video viral Mohammad Elham Yahya Luqman atau Gus Elham yang kerap mencium anak-anak perempuan di forum pengajian.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sentuhan oleh orang asing terhadap anak (ilustrasi). Guru besar kajian gender UIN Sunan Kalijaga, Prof Alimatul Qibtiyah, menanggapi video viral Mohammad Elham Yahya Luqman atau Gus Elham yang kerap mencium anak-anak perempuan di forum pengajian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar kajian gender UIN Sunan Kalijaga, Prof Alimatul Qibtiyah, menanggapi video viral Mohammad Elham Yahya Luqman atau Gus Elham yang kerap mencium anak-anak perempuan di forum pengajian. Menurut dia, kasus ini sangat mengkhawatirkan, utamanya karena anak belum mengerti soal konsen.

Prof Alimatul juga menduga ada relasi kuasa antara kiai dan jamaah, termasuk orang tua santri. Oleh karena itu, meski diklaim dalam pengawasan orang tua, tindakan mencium anak di forum pengajian tetap tidak pantas.

Baca Juga

"Kan yang bersangkutan bilang ada pengawasan orang tua. Tapi ya kita harus lihat lagi, orang tua itu jamaah Gus-nya bukan? Kalau iya, kan pasti ada relasi kuasalah di situ. Tidak mungkin dong mengatakan 'tidak' kepada kiainya, gitu kan," kata Prof Alimatul saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (12/11/2025).

Menurut dia, membiarkan anak dicium oleh Gus tidak termasuk pada takzim atau penghormatan pada ulama. la pun mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak melakukan takzim buta, melainkan seharusnya takzim kritis.

"Penghormatan kepada kiai tetap boleh, tapi bukan takzim buta. Orang tua dan santri harus berani menyampaikan keberatan jika ada perlakuan yang tidak pantas," kata komisioner Komnas Perempuan 2020-2025 tersebut.

Prof Alimatul mengajak orang tua untuk lebih peduli terhadap batasan sentuhan pada anak. Menurut dia, anak sebaiknya tidak dibiarkan disentuh oleh orang lain kecuali oleh dokter atau orang tua sendiri.

"Apalagi perlu diingat bahwa sekarang jejak digital itu permanen dan itu akan menjadi rasa malu tersendiri ketika anak nanti dewasa gitu," kata dia.

Namun demikian, Alimatul berharap kejadian ini tak membuat orang tua menjadi anti terhadap pesantren. la menekankan saat ini ada banyak pesantren yang aman serta memiliki standar operasional prosedur (SOP) pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

"Penting untuk tidak menggeneralisir ya, karena masih banyak juga pesantren-pesantren yang bagus, bahkan sudah punya SOP pencegahan penanganan kekerasan seksual," kata dia. Sebagai bentuk pencegahan, Alimatul menekankan pentingnya membangun komitmen bersama antara lembaga keagamaan dan orang tua, untuk menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan seksual.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement