REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permainan tradisional dinilai bukan hanya sarana pelestarian budaya. Menurut Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan, permainan tradisional juga bermanfaat untuk mengasah kreativitas anak sekaligus mempererat hubungan keluarga.
"Permainan tradisional ini selain (bermanfaat) untuk melestarikan budaya, juga bisa membuat anggota keluarga berkumpul bersama sambil bermain. Melalui permainan, keluarga dapat saling berinteraksi, mengobrol, dan meluangkan waktu berkualitas bersama," kata Wamen PPPA Veronica Tan saat menghadiri pameran INACRAFT 2025 di Jakarta, Jumat (3/10/2025).
KemenPPPA turut mengambil peran dalam INACRAFT 2025, dengan membuka stand KemenPPPA. Stand KemenPPPA bekerja sama dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) menghadirkan sejumlah kegiatan edukatif dan interaktif untuk anak dan keluarga dengan fokus pada pengenalan kembali permainan tradisional sebagai salah satu bentuk pemenuhan hak anak atas waktu luang.
Wamen Veronica Tan pun mengajak para ibu, anak, serta keluarga untuk berkunjung dan berpartisipasi di stand KemenPPPA. Pihaknya berharap lewat kegiatan ini dapat menjadi langkah konkret dan bentuk komitmen KemenPPPA dalam mengembalikan tradisi permainan lokal ke dalam keseharian anak dan keluarga Indonesia sekaligus memperkuat ikatan antar anggota keluarga melalui aktivitas bersama.
"Di stand KemenPPPA di INACRAFT, kita punya banyak permainan tradisional yang bisa dimainkan. Ada engklek, congklak, enggrang, gangsing, gundu, dan berbagai permainan tradisional lainnya. Ini semua baik untuk diperkenalkan pada anak," kata Veronica Tan. Pameran INACRAFT 2025 ini digelar pada 1–5 Oktober 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.