REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyikat gigi dengan tenaga berlebihan sering kali dilakukan dengan anggapan akan memberikan hasil yang ekstra bersih. Namun, faktanya, metode menyikat yang agresif ini justru dapat menimbulkan kerugian jangka panjang.
Menyikat terlalu keras berisiko merusak kesehatan mulut secara keseluruhan, mulai dari menyebabkan gigi berlubang, sensitivitas gigi, resesi gusi, hingga kerusakan permanen pada email. Pendiri dan dokter gigi utama di Revive Clinic, dr Kabir Bhogal, memaparkan lima konsekuensi mengejutkan dari menyikat gigi terlalu keras dan bagaimana cara memperbaiki kerusakannya, dilansir laman Hindustan Times pada Kamis (2/10/2025):
1. Erosi email (enamel)
Menyikat gigi terlalu keras memang terasa seperti membersihkannya secara maksimal, tetapi seiring waktu, hal itu akan mengikis lapisan terluar gigi Anda (email). Meskipun email secara alami kuat, menggosok dengan tekanan kuat dan bulu sikat yang kaku secara bertahap melemahkan dan menipiskan permukaan pelindung ini. Karena email tidak dapat beregenerasi, penipisan ini membuat gigi Anda lebih rentan terhadap kerusakan dan pembusukan.
Untuk mengatasi sensitivitas dan struktur yang melemah akibat erosi email, prosedur restorasi seperti mahkota gigi mungkin diperlukan. Mahkota bertindak sebagai penutup keras untuk melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut serta merekonstruksi kekuatan, bentuk, dan ukurannya.
2. Resesi gusi
Tekanan berlebihan saat menyikat dapat mendorong gusi menjauhi gigi Anda. Kondisi yang dikenal sebagai resesi gusi ini akan mengekspos akar gigi yang sensitif. Akar gigi tidak memiliki lapisan email pelindung, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap pembusukan. Gusi yang surut juga meningkatkan risiko penyakit gusi, karena permukaan akar yang terbuka dan celah di sepanjang garis gusi menciptakan ruang tempat bakteri dapat menumpuk.
Karena resesi tidak selalu terjadi secara merata, hal ini dapat membuat senyum Anda tampak tidak simetris. Untuk kasus sedang hingga parah, dr Bhogal sering merekomendasikan pencangkokan gusi (gum grafting) untuk menggantikan penutup akar yang terbuka. Setelah gusi sembuh, perawatan kosmetik seperti dental veneer dapat digunakan untuk membuat gigi terlihat seragam kembali.
3. Sensitivitas gigi
Salah satu tanda awal bahwa Anda menyikat terlalu keras adalah sensitivitas gigi. Ketika email melemah dan garis gusi surut, lapisan di bawah email yang disebut dentin dapat terbuka. Dentin mengandung ujung saraf gigi. Paparan ini dapat memicu nyeri tajam saat mengonsumsi makanan atau minuman dengan suhu ekstrem, yang secara signifikan memengaruhi kenyamanan sehari-hari dan kualitas hidup.
Untuk kasus ringan, dr Bhogal merekomendasikan penggunaan pasta gigi desensitisasi dengan kalium nitrat untuk menenangkan saraf di dalam gigi, atau stannous fluoride untuk mencegah stimulasi berlebihan. Jika masalah berlanjut, sealant dapat diaplikasikan di klinik untuk melindungi area rentan dan mengurangi sensitivitas.
4. Gigi menguning
Banyak orang cenderung menyikat dengan keras untuk mendapatkan gigi yang lebih putih, tetapi efek sebaliknya justru dapat terjadi. Normalnya, email memberikan penampilan gigi yang cerah dan putih serta sebagian menutupi dentin, yang secara alami berwarna kuning pucat. Setelah email terkikis, warna kuning dentin akan terlihat lebih menonjol, membuat gigi tampak berubah warna, meskipun permukaan luarnya bersih.
Perawatan pemutihan gigi pada umumnya hanya menghilangkan noda permukaan dan karang gigi, tidak mengubah warna dentin yang terbuka. Jika email terkikis parah, composite bonding dapat membantu mencerahkan senyum Anda dengan mengaplikasikan resin berwarna gigi (composite) langsung ke permukaan gigi.
5. Tambalan atau mahkota melemah
Menggosok kuat secara terus-menerus tidak hanya merusak struktur gigi alami, tetapi juga dapat memperpendek umur pekerjaan gigi yang sudah ada. Bahan bonding, seperti tambalan dan mahkota, dapat melonggar atau terkelupas.
Dalam beberapa kasus, restorasi kosmetik seperti veneer pun dapat terlepas sebelum waktunya, yang mengakibatkan gigi tidak rata dan biaya tambahan. Untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, dr Bhogal menyarankan praktik teknik menyikat yang lebih lembut atau menggunakan tekanan sedang dengan sikat gigi berbulu halus. Selain itu, pemeriksaan gigi rutin setiap enam bulan memungkinkan dokter memantau pekerjaan gigi yang ada untuk mengetahui tanda-tanda keausan, kerusakan, atau kelonggaran.
View this post on Instagram