REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konser musik tak lagi sekadar soal pertunjukan suara. Kini, banyak konser mengusung konsep tematik yang menggabungkan musik, visual, narasi, hingga pengalaman emosional.
Penonton ingin lebih dari sekadar menyaksikan lagu, mereka ingin masuk ke dalam cerita. Perubahan selera ini mendorong penyelenggara konser untuk menyajikan pertunjukan yang menyeluruh. Alur cerita, tata panggung, hingga elemen visual dirancang agar penonton merasa terlibat penuh dalam pengalaman yang disuguhkan.
Produser dan tim kreatif dituntut untuk menerjemahkan ide besar menjadi pengalaman yang bisa dirasakan langsung ribuan orang.
Eksplorasi lintas disiplin pun makin lazim digunakan. Unsur teater, sinematografi, hingga desain interior ikut menjadi bagian penting dari pertunjukan. Hasilnya, konser bukan hanya jadi tontonan, tapi pengalaman personal yang membekas.
Pendekatan inilah yang dibawa konser “Monologi: Nada dan Narasi”, yang akan digelar pada 27 September 2025 di Eldorado Dome, Lembang, Bandung. Diprakarsai Kailash Group, konser ini menampilkan GIGI, Isyana Sarasvati, For Revenge, dan DJ Lalalili.
“Konsep ini sebenarnya cukup menantang untuk kami wujudkan. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana mengubah pola pikir yang biasa dengan sebuah pertunjukan yang wah atau tertata,” ujar Resdi, Kepala Proyek Event Kailash Group, Kamis (7/8/2025).
Panggung utama dirancang menyerupai tempat tidur dalam kamar untuk menciptakan suasana intim dan hangat layaknya rumah. Para musisi akan tampil satu per satu sesuai urutan tahun kelahiran, menambah lapisan narasi yang bersifat personal.
Penonton juga akan diajak menyelami kisah di balik lagu-lagu, menjadikan konser ini lebih dari sekadar hiburan.
Kailash Group menargetkan 5.000 penonton dari berbagai kalangan usia, dengan sistem acara yang diklaim tetap nyaman meski berskala besar.
“Kami berharap Monologi ini bisa menjadi event yang berkelanjutan, dengan cerita berbeda di setiap tahunnya,” tutup Resdi.