Selasa 29 Jul 2025 10:16 WIB

Jangan Bilang Malas! Ini 6 Tanda Mager yang Bisa Jadi Sinyal Mental Butuh Bantuan

Menurut psikolog, 'kemalasan' bisa jadi pertanda masalah kesehatan mental.

Pria dan wanita mengalami rasa malas (ilustrasi). Menurut psikolog, kemalasan
Foto: Dok. Freepik
Pria dan wanita mengalami rasa malas (ilustrasi). Menurut psikolog, kemalasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sering dibilang malas? Merasa sulit bangun pagi, menunda-nunda pekerjaan, atau bahkan malas mandi? Hati-hati, mungkin itu bukan malas, loh!

Menurut para ahli, apa yang sering kita sebut "malas" itu sebenarnya bisa jadi sinyal kalau kita butuh bantuan dan dukungan lebih. Dilansir laman NPR, penulis dan psikolog Devon Price, bahkan percaya bahwa istilah "malas" itu sebenarnya tidak ada. Menurutnya, kata itu sering dipakai untuk membuat kita merasa bersalah dan memprioritaskan produktivitas di atas kesehatan kita sendiri. 

Baca Juga

Senada dengan itu, psikolog konsultan dan pendiri klinik kesehatan mental London Nos Curare, dr Bijal Chheda, menjelaskan kepada HuffPost UK bahwa "kemalasan" yang kita lihat bisa jadi pertanda masalah kesehatan mental atau bahkan neurodivergence (kondisi neurologis yang membuat otak bekerja berbeda, seperti ADHD atau autisme).

Nah, biar makin paham, dr Chheda membagikan enam perilaku yang sering dicap "malas" padahal bisa jadi sinyal bahwa kamu butuh dukungan lebih:

1. Sulit bangun dari kasur

Siapa di sini yang suka mager banget di kasur, sampai rasanya mustahil buat bangkit? "Bagi banyak orang yang hidup dengan gangguan suasana hati, seperti depresi atau gangguan bipolar, bangun dari tempat tidur di pagi hari bisa terasa mustahil," kata dr Chheda. Apalagi setelah periode aktivitas tinggi yang diikuti oleh penurunan drastis secara fisik dan emosional.

Menurut dia, orang dengan bipolar kadang memaksakan diri melampaui batas saat periode sangat aktif. "Dalam kasus ini, kelelahan sangat luar biasa sampai terasa melumpuhkan secara fisik, membuat tugas sederhana pun terasa mustahil," ujarnya. Jadi, bukan cuma pengen rebahan ya, tapi memang badannya lelah banget!

2. Malas perawatan diri dasar

Melewatkan mandi, ogah sikat gigi, atau pakai baju yang sama berhari-hari mungkin bikin kita merasa "malas" banget. "Mengabaikan kebersihan pribadi atau bahkan tugas perawatan diri dasar, seperti makan teratur, sebenarnya bisa berasal dari perasaan mati rasa atau putus asa, gejala yang sering dikaitkan dengan gangguan depresi mayor (MDD)," kata dia.

Saat kondisi ini, otak kita bisa pindah ke mode bertahan hidup, bikin rutinitas sehari-hari jadi terbengkalai. "Ini bukan kurangnya tanggung jawab, tapi tanda bahwa pikiran sedang memprioritaskan kelangsungan emosional dasar di atas fungsi sehari-hari," kata dr Chheda. Jadi, ini bukan karena kita jorok, tapi karena mental kita lagi struggle.

3. Menarik diri dari acara sosial

Sering batalin janji atau acara bareng teman? Mungkin kelihatannya enggak sopan, tapi bisa jadi itu karena overwhelm atau kewalahan. "Bagi banyak individu neurodivergent, terutama pada spektrum autisme, ini bisa menjadi respons perlindungan terhadap stimulasi berlebihan," ujarnya.

Dia mengatakan jenis kelebihan sensorik ini biasanya dipicu oleh lingkungan bising atau dinamika sosial yang tidak terduga, menyebabkan mereka menarik diri dari pengaturan kelompok untuk waktu yang tidak terbatas. "Dalam kasus ini, bahkan percakapan singkat atau basa-basi bisa sangat membebani mental," kata dr Chheda. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement