Ahad 04 May 2025 16:15 WIB

Kucing ‘Nangis’ Bukan Berarti Sedih, Ternyata Ini Alasannya Menurut Dokter Hewan

Kucing tidak menangis akibat emosi seperti yang dilakukan manusia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
ermain dengan kucing (ilustrasi). Kucing tidak menangis akibat emosi seperti yang dilakukan manusia.
Foto: Republika/Prayogi
ermain dengan kucing (ilustrasi). Kucing tidak menangis akibat emosi seperti yang dilakukan manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para pencinta anabul mungkin penasaran, apakah kucing kesayangannya bisa menangis seperti manusia? Menurut dokter hewan dari IPB University, drh Tetty Barunawati, kucing memang memiliki saluran air mata dan bisa mengeluarkan air mata secara fisik, namun mereka tidak menangis akibat emosi seperti yang dilakukan manusia.

“Kucing tidak menangis seperti yang kita bayangkan. Jika kita melihat air mata mengalir di wajah kucing, itu biasanya karena iritasi atau masalah medis, bukan karena alasan emosional,” kata drh Tetty dalam keterangan tertulis dikutip pada Kamis (1/5/2025).

Baca Juga

Sebagai gantinya, kata dia, kucing mengekspresikan perasaan atau kebutuhan mereka melalui vokalisasi seperti mengeong dan mengerang. Suara-suara ini digunakan kucing untuk berkomunikasi, baik untuk menyampaikan rasa sakit, kelaparan, atau stres, meskipun tidak ada air mata yang mengiringinya. 

Tetty menjelaskan, kucing juga memiliki cara-cara non-verbal untuk menunjukkan perasaan mereka, seperti mengibaskan ekor ketika merasa terganggu, atau bersembunyi saat merasa cemas atau stres. “Kucing yang sedih mungkin akan bersembunyi, makan lebih sedikit, tidur lebih banyak, dan meringkuk. Mereka sangat pandai menyembunyikan emosinya,” kata dia. 

Beberapa alasan umum mengapa kucing mengeluarkan suara vokalisasi antara karena rasa lapar, haus, cemas, atau butuh perhatian. Perubahan dalam lingkungan mereka, seperti kedatangan orang baru, juga dapat memicu stres dan membuat mereka lebih vokal.

Untuk mengetahui tanda-tandanya, drh Tetty memberikan beberapa petunjuk, seperti meongan panjang yang menandakan keinginan atau rasa sakit, lalu postur tubuh yang tegang atau tingkah laki gelisah menunjukkan kecemasan. 

“Jika kucing terus menerus mengeluarkan suara atau menunjukkan tanda-tanda kesakitan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter hewan,” kata dia.

Adapun jika mendapat kucing mengeluarkan air mata, penting untuk memeriksa kebutuhan dasarnya dahulu seperti makanan dan air. Jika kucing tampak sakit atau terluka, segera bawa ke dokter hewan. Dalam beberapa kasus, kata dia, kucing hanya membutuhkan perhatian atau kasih sayang lebih dari pemiliknya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement