REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jerawat menjadi salah satu permasalahan kulit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Menurut laporan Taking Perspective of Gen Z, masalah kulit berjerawat paling banyak dialami oleh generasi Z (69 persen) dan generasi Y (52 persen).
Dokter spesialis kulit, dr Rina Diana Winta, mengatakan penyebab masalah jerawat sangat beragam salah satunya gaya hidup dan pola makan. Konsumsi makanan tinggi gula dan produk susu, dapat memicu munculnya jerawat pada beberapa orang.
Selain itu, paparan sinar matahari tanpa perlindungan juga dapat memperburuk kondisi kulit. Paparan sinar matahari secara berlebih bisa merangsang produksi minyak berlebih dan menyebabkan peradangan.
“Jadi meskipun kita punya genetik yang bagus, tapi kalau kita gaya hidup dan pola makannya tidak dijaga, terus tidak melindungi kulit dari paparan matahari, maka jerawat akan muncul,” kata dr Rina dalam konferensi pers Haloskin di On3 Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Untuk mengatasi jerawat, kata dr Rina, tidak cukup dengan mencuci muka dengan sabun muka. Menurut dokter Rina, sebaiknya gunakan produk perawatan kulit yang bersifat non-komedogenik agar tidak menyumbat pori-pori.
Selain itu, pilihlah produk perawatan kulit yang mengandung bahan aktif yang bermanfaat untuk kulit berjerawat. Bahan aktif yang membantu meredakan jerawat misalnya Salicylic Acid, Benzoyl Peroxide, Retinoid.
“Gunakan bahan aktif seperti retinoid untuk mempercepat regenerasi kulit dan mencegah penyumbatan pori,” kata dia.
Ia pun mengingatkan untuk tidak lupa menghapus make-up sebelum tidur. Dokter Rina menjelaksan, sisa make-up yang tidak dibersihkan dengan baik dapat menyumbat pori-pori dan memperparah jerawat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika