REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kesehatan mengajak pihak swasta untuk berkolaborasi dalam menyukseskan tiga program percepatan kesehatan (quick win). Peran pihak swasta dinilai penting dalam membantu menyediakan dukungan alat kesehatan, diagnostik, dan obat-obatan.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kemenkes saat ini ditugaskan untuk merealisasikan tiga program percepatan kesehatan yaitu cek kesehatan gratis (CKG), pengentasan Tuberkulosis, serta meningkatkan kapasitas layanan RSUD. “Ini semua tentunya sangat erat keterkaitannya dengan yang saat ini sedang dibahas, kita butuhkan banyak sekali dukungan peralatan medis, dukungan alat-alat diagnostik, dan juga reagensia-nya,” kata Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia, dalam sambutan di acara CEO Forum 2025 di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Lucia menjelaskan sejak 10 Februari 2025 Kemenkes telah meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG) yang mencakup seluruh kelompok usia, mulai dari bayi baru lahir hingga lanjut usia. Pemeriksaan kesehatan ini melibatkan delapan jenis pemeriksaan untuk bayi dan anak-anak, serta 20 jenis pemeriksaan untuk dewasa dan lansia.
Beberapa pemeriksaan yang diberikan antara lain deteksni dini tumbuh kembang, tuberkulosis, kadar gula darah, pemeriksaan telinga, mata, gigi, thalassemia, kadar gula darah, serta penyakit hormon seperti hipotiroid dan defisiensi adrenal bawaan. Kemenkes juga menargetkan penurunan angka kasus TBC hingga 50 persen dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Program ini mencakup skrining, diagnosis, dan pengobatan intensif bagi pasien.
“Untuk skrining, diagnosis sampai pengobatan ini juga kita membutuhkan banyak sekali alat-alat kesehatan, terutama untuk IVD dan juga berbagai consumables yang diperlukan,” kata Rizka.
Sebagai bagian dari upaya pemerataan layanan kesehatan, Kemenkes akan meningkatkan kualitas rumah sakit di berbagai daerah. Rumah sakit tipe D yang ada saat ini akan ditingkatkan ke tipe C, sehingga setiap kabupaten/kota memiliki setidaknya satu rumah sakit tipe C.
“Bapak ibu sekalian ada sekitar 62 rumah sakit yang akan kita bangun untuk mengejar ketertinggalan pelayanan kesehatan di beberapa daerah. Nah ini juga membutuhkan banyak sekali dukungan baik itu alat-alat kesehatan, medical devices yang sifatnya instrument maupun consumablesnya dan juga obat-obatan,” kata Rizka.
Selain itu, Rizka menyoroti bahwa peran swasta dalam sektor kesehatan sangat besar, sekitar 50 persen dari total pembiayaan kesehatan di Indonesia. Ia pun menekankan pentingnya kolaborasi untuk memastikan keberlanjutan kesehatan serta ketahanan industri alat kesehatan di dalam negeri.