Selasa 29 Oct 2024 09:37 WIB

Stres Kerja? Tenang, Ada Cara Mengatasinya Tanpa Bikin Kesehatan Makin Parah

Pentingnya pendekatan pengurangan risiko kesehatan mental di tempat kerja.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Stres kerja (ilustrasi). Menurut psikolog, untuk mengurangi kebiasaan buruk akibat stres di tempat kerja, perlu adanya penguatan literasi terhadap masyarakat mengenai konsep pengurangan risiko.
Foto: Mgrol101
Stres kerja (ilustrasi). Menurut psikolog, untuk mengurangi kebiasaan buruk akibat stres di tempat kerja, perlu adanya penguatan literasi terhadap masyarakat mengenai konsep pengurangan risiko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beban kerja yang tinggi, tenggat waktu yang ketat, dan tuntutan kinerja yang terus meningkat sering kali membuat individu mencari cara untuk melepaskan tekanan. Sayangnya, tidak semua cara yang dipilih efektif dan sehat. 

Psikolog Sukmayanti Rafisukmawan mengatakan untuk mengurangi kebiasaan buruk akibat stres di tempat kerja, perlu adanya penguatan literasi terhadap masyarakat mengenai konsep pengurangan risiko contohnya dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Menurut dia, penerapan dari konsep tersebut seperti menerapkan pola hidup yang sehat.

Baca Juga

"Contohnya mengonsumsi sayur dan buah, mengurangi konsumsi kopi dengan gula yang berlebihan secara perlahan, maupun beralih ke produk-produk tembakau alternatif bagi pekerja yang kesulitan untuk mengurangi kebiasaan merokok," kata Sukmayanti Rafisukmawan, dalam keterangan, di Jakarta, Senin (29/10/2024).

Menurut dia, jika berhenti merokok secara langsung, perokok akan mengalami gejala relapse yang akan memunculkan kegelisahan dan membuat seseorang tidak bisa berkonsentrasi. Dia mengatakan, bagi perokok, memang sangat sulit untuk berhenti total, malah akan mengakibatkan gejala-gejala yang lebih buruk.

"Oleh sebab itu, perlu mengurangi kebiasaan berisiko tersebut secara perlahan, dengan menggunakan produk-produk yang telah terbukti secara ilmiah menurunkan risiko kesehatan seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan sambil terus melakukan konseling dengan psikolog," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement