Rabu 02 Oct 2024 11:40 WIB

Samsung dan Google Dituduh Batasi Pilihan Aplikasi untuk Konsumen

Epic menuduh Samsung dan Google melanggar undang-undang antimonopoli AS.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Orang berjalan di depan logo Google (ilustrasi). Pengembang video game Fortnite, Epic Games, menuduh Google dan Samsung bersekongkol untuk melindungi toko aplikasi Google Play dari persaingan.
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Orang berjalan di depan logo Google (ilustrasi). Pengembang video game Fortnite, Epic Games, menuduh Google dan Samsung bersekongkol untuk melindungi toko aplikasi Google Play dari persaingan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengembang video game Fortnite, Epic Games, menuduh Google dan Samsung bersekongkol untuk melindungi toko aplikasi Google Play dari persaingan. Epic mengajukan gugatan di pengadilan federal AS di California, menuduh bahwa fitur keamanan pada ponsel Samsung yang disebut Auto Blocker dirancang untuk mencegah pengguna mengunduh aplikasi dari sumber selain Play store atau Galaxy Store milik Samsung.

Epic menuduh Samsung dan Google melanggar undang-undang antimonopoli AS dengan mengurangi pilihan konsumen dan mencegah persaingan yang seharusnya dapat membuat harga aplikasi menjadi lebih terjangkau.

Baca Juga

Kepala Eksekutif Epic, Tim Sweeney, mengatakan bahwa ini adalah bentuk persaingan tidak sehat dengan menyesatkan pengguna agar percaya bahwa produk dari pesaing lebih buruk dari produk mereka sendiri.

“Google berpura-pura melindungi keamanan pengguna dengan mengatakan bahwa Anda tidak diperbolehkan menginstal aplikasi dari sumber yang tidak dikenal. Google tahu apa itu Fortnite karena mereka telah mendistribusikannya di masa lalu,” kata Sweeney, seperti dilansir Reuters, Rabu (2/10/2024).

Epic menuduh Auto Blocker Samsung dirancang untuk melemahkan dampak dari putusan pengadilan AS yang dimenangkan Epic melawan Google pada Desember 2023. Putusan itu memaksa Google untuk membuat aplikasi lebih mudah diakses dari sumber lain selain Play Store.

Epic juga mengatakan bahwa mereka akan menyampaikan masalah persaingannya dengan regulator di Uni Eropa, yang telah lama meneliti praktik bisnis Google. Google dalam sebuah pernyataan menyebut gugatan Epic tidak berdasar dan mengatakan bahwa para pembuat perangkat Android bebas untuk mengambil langkah untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna mereka.

Samsung juga mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk menentang keras klaim Epic Games yang tidak berdasar. Karena pengguna memiliki pilihan untuk menonaktifkan Auto Blocker kapan saja.

“Fitur-fitur yang diintegrasikan ke dalam perangkat android dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip inti Samsung tentang keamanan, privasi, dan kontrol pengguna, dan kami tetap berkomitmen penuh untuk melindungi data pribadi pengguna,” kata Samsung.

Sebelumnya, Epic yang berbasis di AS dan didukung oleh perusahaan China, Tencent, telah berhadapan dengan Google dan Apple terkait aturan mereka yang mengenakan komisi hingga 30 persen untuk pembayaran di toko aplikasi. Setelah dilarang selama hampir empat tahun, Fortnite milik Epic kembali tersedia di iPhone di Uni Eropa dan di seluruh dunia pada perangkat Android Google bulan lalu.

Samsung memperkenalkan Auto Blocker pada ponsel cerdasnya pada akhir 2023 sebagai fitur opsional untuk melindungi pengguna agar tidak mengunduh aplikasi yang mungkin berisi malware. Epic mengatakan Samsung menjadikan Auto Blocker sebagai pengaturan default pada bulan Juli dan sengaja membuatnya sulit untuk dinonaktifkan atau dilewati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement