Jumat 30 Aug 2024 15:51 WIB

Dokter Bagikan Tips Lindungi Diri dari Mpox

Pola hidup sehat dinilai penting untuk meminimalisasi risiko terpapar Mpox.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Cacar monyet atau Mpox (ilustrasi). Dokter menekankan pentingnya pola hidup bersih untuk mencegah penularan virus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox).
Foto: Pixabay
Cacar monyet atau Mpox (ilustrasi). Dokter menekankan pentingnya pola hidup bersih untuk mencegah penularan virus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit cacar monyet atau Mpox dapat menular melalui kontak langsung dengan lesi kulit yang terinfeksi, cairan tubuh, atau benda yang terkontaminasi oleh virus. Dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, kita dapat meminimalisasi risiko terpapar virus ini.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr dr Hanny Nilasari menekankan pentingnya pola hidup bersih untuk mencegah penularan virus cacar monyet atau Monkeypox (Mpox). "Pola hidup sehat dengan menjaga asupan gizi dan kebersihan tangan serta tidak berkontak dengan pasien yang mengalami infeksi ini, dan tidak menggunakan barang bersama merupakan hal yang penting diperhatikan," kata Hanny di Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan, masyarakat perlu hati-hati dan waspada agar penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia kemudian menyebar dari manusia ke manusia ini tidak menjadi wabah. Virus yang memiliki beberapa clade (varian) dengan beberapa gejala klinis berat dan ringan ini awalnya teridentifikasi di Afrika, selanjutnya menyebar ke seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara hingga Indonesia.

"Perhatikan barang-barang di sekitar. Usahakan tidak menggunakan alat mandi bersama, handuk, atau sisir bersama di tempat umum karena masih potensial untuk menularkan infeksi," ujarnya.

Hanny menyampaikan, infeksi ini banyak dilaporkan di populasi khusus seperti kelompok yang melakukan kontak seksual sesama jenis, sehingga potensi risiko terbesar dialami oleh kelompok ini. Menurut dia, sangat penting mengedukasi masyarakat untuk tidak melakukan kontak seksual berisiko dengan lebih dari satu pasangan.

Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) Dermatologi dan Venereologi RSCM- FKU itu menambahkan, vaksin Mpox hanya diberikan kepada populasi berisiko tinggi. Adapun kelompok yang disasar adalah LSL (lelaki berhubungan seks dengan lelaki) dengan kriteria tertentu dan orang dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Selain itu, vaksin Mpox juga menyasar individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox dalam dua pekan terakhir, serta petugas laboratorium pemeriksa spesimen Mpox dan petugas kesehatan yang menangani pasien Mpox.

“Ini sudah ada target khusus. Bukan untuk umum tetapi untuk populasi khusus yang memang membutuhkan,” kata Hanny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement