Kamis 29 Aug 2024 23:42 WIB

Dorong Isu Kesetaraan Gender, Peran Aktif Perempuan Dibutuhkan

Agenda Gelar Wicara Renjana Citra Srikandi fokus penguatan peran perempuan

Agenda Gelar Wicara yang diinisiasi Renjana Citra Srikandi, merupakan serangkaian acara Festival Akbar Pemberdayaan Perempuan di Pekanbaru. Agenda yang digelar pada 23-25 Agustus 2024 di Lapangan Kantor Gubernur Riau dan Ballroom Menara BRK Syariah Pekanbaru ini, fokus pada penguatan peran perempuan Indonesia. Sebagai bagian dari menyongsong Indonesia Emas 2045.
Foto: dok istimewa
Agenda Gelar Wicara yang diinisiasi Renjana Citra Srikandi, merupakan serangkaian acara Festival Akbar Pemberdayaan Perempuan di Pekanbaru. Agenda yang digelar pada 23-25 Agustus 2024 di Lapangan Kantor Gubernur Riau dan Ballroom Menara BRK Syariah Pekanbaru ini, fokus pada penguatan peran perempuan Indonesia. Sebagai bagian dari menyongsong Indonesia Emas 2045.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu kesetaraan gender diharapkan dapat menjadi agenda nasional untuk kepentingan seluruh perempuan Indonesia. Isu kesetaraan gender dinilai harus dikedepankan di tengah dominasi laki-laki di dunia industri.

"Tugas kita adalah fokus terhadap tujuan," kata aktris Prilly Latuconsina dalam keterangan pers, Kamis (29/8/2024).

Hal tersebut dia sampaikan dalam diskusi Gelar Wicara yang diinisiasi Renjana Cita Srikandi. Prilly memaparkan hal itu dalam kapasitas sebagai tokoh perempuan, bersama figur lain. Seperti, Tasya Farasya, Titi Kamal, dan Reisa Brotoasmoro.

Dalam kesempatan itu, Prilly menekankan pentingnya gerakan bersama, yang dilakukan perempuan. Gerakan yang dimaksud adalah saling bahu membahu.

Prilly mengatakan, gerakan tersebut dibutuhkan agar perempuan saling menyemangati. Terlebih, menjadi perempuan yang berdaya di Indonesia penuh dengan tantangan. "Cemoohan adalah risiko menjadi perempuan yang mampu berdaya," kata Prilly.

Agenda Gelar Wicara yang diinisiasi Renjana Citra Srikandi, merupakan serangkaian acara Festival Akbar Pemberdayaan Perempuan di Pekanbaru.

Agenda yang digelar pada 23-25 Agustus 2024 di Lapangan Kantor Gubernur Riau dan Ballroom Menara BRK Syariah Pekanbaru ini, fokus pada penguatan peran perempuan Indonesia. Sebagai bagian dari menyongsong Indonesia Emas 2045.

Renjana Cita Srikandi menghadirkan serangkaian kegiatan pemberdayaan perempuan, untuk meningkatkan kompetensi para perempuan. Khususnya, di Pekanbaru dan di Provinsi Riau.

Selama tiga hari, belasan topik dalam sesi gelar wicara dengan narasumber perempuan dari berbagai bidang menarik perhatian banyak peserta.

Tokoh perempuan inspiratif dari Pekanbaru seperti pilot perempuan Athira Farina dan pemadam kebakaran perempuan Rica Permatasari turut dihadirkan. Mereka berhasil memberikan semangat dan motivasi sekaligus mendobrak stigma kesetaraan gender di industri yang didominasi pria.

Total ada 12 gelar wicara dengan berbagai topik seperti “Dare to Create, Dare to Be Different: Prilly on Innovation & Women's Empowerment”, “Woman in Sustainability”, “Walking with Raline Shah: Art, Culture, and Social Dedication”.

Kemudian “Energizing You, Elevating Each Other”, “Dari Diva Lokal Menjadi Diva Global: Peran Musisi Perempuan pada Industri Musik”, “Gender Equality”, “Titi Kamal's Journey through Entertainment”, “Balancing Faith and Modernity”.

Area lokakarya juga sangat dinamis, menampilkan kelas-kelas gratis yang mengangkat keterampilan praktis. Misalnya, seperti jewelry workshop, make-up tutorial, hingga inovasi dalam keberlanjutan menciptakan model bisnis ramah lingkungan.

Marlian Dwi Ratih, pemilik Mahacinta Jewelry, menyatakan, keikutsertaannya di Renjana Cita Srikandi Pekanbaru 2024 memberikan ruang bagi tim disabilitas dari Mahacinta Jewelry untuk dapat berpartisipasi, bahkan menjadi asisten pengajar pada sesi lokakarya dari brand perhiasan berbahan metal ini.

Dengan kehadiran praktisi dari Jakarta dan Pekanbaru serta chef ternama seperti Ibu Sisca, Marinka, dan Ibu Rudy, lokakarya ini berhasil menarik sekitar 750 peserta yang diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mereka melalui pembekalan gratis tersebut.

Acara yang diagendakan tahunan inipun bersifat Inklusif dengan menyediakan juru bahasa isyarat untuk teman teman difabel pada rangkaian Gelar Wicara, dan Pertunjukan Musik.

Acara ini juga memberikan dukungan konkret terhadap pengembangan sektor ekonomi di Pekanbaru dan sekitarnya dengan melibatkan lebih dari 200 UMKM yang diberi kesempatan berjualan di area khusus yang disediakan. Tercatat total transaksi lebih dari satu miliar rupiah selama tiga hari pelaksanaan.

Acara ini dihadiri lebih dari 60.000 pengunjung yang datang dari berbagai wilayah, termasuk Pekanbaru, Padang, Medan, Palembang, hingga Lampung. Rencananya, agenda serupa juga digelar di Bandung, Makassar, Medan, dan Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement