REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika China berambisi jadi pemimpin dalam perkembangan robot humanoid, rantai pasokan di kawasan tersebut sukses menghadirkan komponen yang lebih murah dan inovatif pada Konferensi Robot Dunia di Beijing. Wisson Technology (Shenzhen), yang dikenal dengan manipulator robot fleksibel, tidak lagi bergantung pada motor dan reduksi -perangkat transmisi yang biasa digunakan dalam robotika.
Perusahaan tersebut kini menggunakan plastik cetak 3D dan mengandalkan otot buatan pneumatik untuk menggerakkan robotnya.
Bentuk produksi yang murah itu memungkinkan mereka mematok harga lengan fleksibelnya sekitar sepersepuluh lebih rendah dibandingkan harga lengan robotik tradisional. Demikian menurut Cao Wei, seorang investor di Wisson melalui perusahaan modal ventura Lanchi Ventures, tempat ia menjadi mitra.
Teknologi fleksibel ini membuka jalan bagi lengan robotik dengan harga 10 ribu yuan (sekitar Rp 21 juta), kata Wisson di situs webnya.
“Lengan lentur atau fleksibel( Wisson) dapat digunakan pada humanoid,” kata Cao, seraya menambahkan bahwa perusahaan tersebut telah memberikan sampel kepada perusahaan luar negeri yang membuat robot humanoid.
Yi Gang, pendiri Ti5 Robot yang berbasis di Shanghai, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pembuatan sambungan terintegrasi, menyoroti beberapa masalah yang ia lihat dalam rantai pasokan robotika.
“Seluruh rantai pasokan masih perlu mengatasi masalah keandalan produk,” kata Yi seperti dilansir Reuters, Selasa (27/8/2024).
Ia mengatakan karena tingkat cacat yang tinggi, perusahaannya hanya dapat membuat produk dalam jumlah hingga 1.000 unit. Menurut Yi, masalah utama terletak pada gear harmonik, yang memainkan peran penting dalam kontrol gerak.
Upaya robotika China didukung oleh kebijakan Presiden Xi Jinping untuk mengembangkan kekuatan produktif baru di bidang teknologi. Di seluruh China, pasar terbesar di dunia untuk robot industri, teknologi yang semakin canggih mengubah wajah industri tradisional seperti manufaktur, otomotif, pertanian, pendidikan, serta layanan kesehatan dan rumah tangga.
Gao Jiyang, selaku founder Galaxea AI, sebuah perusahaan rintisan yang berfokus pada perangkat keras robot dan AI yang diwujudkan, mengatakan bahwa peningkatan dalam pengemudian cerdas mengarah pada kemajuan dalam robotika.
“Mengemudi secara otonom berarti mobil dengan AI, yang juga merupakan jenis robot,” kata Gao.
Sementara itu, Perdana Menteri Li Qiang menekankan pentingnya industri robot. Menurut dia, industri robot memiliki prospek yang luas dan potensi pasar yang sangat besar.