REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepolisian Metropolitan London telah mengonfirmasi konser Taylor Swift di London yang akan datang tidak akan terpengaruh oleh ancaman teror di Wina, Austria. Konser ini merupakan bagian dari Eras Tour sang bintang.
Seperti diketahui, tiga jadwal konser Swift di ibu kota Austria tersebut dibatalkan pada awal pekan ini, setelah polisi menangkap dua orang remaja yang diduga merencanakan serangan teror selama pertunjukan berlangsung. Pelaku yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dilaporkan terinspirasi dari ISIS.
Setelah tampil selama tiga malam di Stadion Wembley pada bulan Juni, bintang pop Swift akan kembali ke ibu kota Inggris akhir bulan Agustus untuk lima pertunjukan lagi. Konser tersebut rencananya bakal dimeriahkan juga oleh Raye, Holly Humberstone, Suki Waterhouse, dan Paramore.
Ada beberapa spekulasi bahwa insiden di Wina mungkin membuat pertunjukan di London dibatalkan, namun seorang juru bicara polisi telah meyakinkan penggemar bahwa konser akan tetap dilakukan.
"The Met bekerja sama dengan tim keamanan venue dan mitra lainnya untuk memastikan adanya rencana keamanan dan kepolisian yang tepat. Tidak ada yang mengindikasikan bahwa hal-hal yang sedang diselidiki oleh pihak berwenang Austria akan berdampak pada acara-acara yang akan datang di London,” kata polisi Inggris, dilansir NME, Jumat (9/8/2024).
Sebagai informasi, pelantun “Midnights” seharusnya tampil di Stadion Ernst Happel, Wina, pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu (8-10 Agustus 2024). Namun pihak penyelenggara acara, Barracuda Music, mengonfirmasi bahwa mereka tidak memiliki pilihan selain membatalkan tiga pertunjukan yang telah dijadwalkan demi keselamatan semua orang.
Seorang tersangka berusia 19 tahun ditangkap di Ternitz, sebelah selatan Wina, disusul oleh tersangka kedua di ibu kota Austria. Dilaporkan bahwa tersangka pertama telah bersumpah setia kepada kelompok ISIS.
Pelaku dilaporkan ingin menggunakan pisau atau bahan peledak buatan sendiri di luar Stadion Ernst Happel untuk membunuh sebanyak mungkin orang. Polisi menemukan bahan kimia, bahan peledak, pisau dan parang di kediaman pelaku pertama. Pihak berwenang juga mengidentifikasi materi-materi ISIS dan al-Qaida di kediamannya.
Pria tersebut, yang dilaporkan berasal dari Makedonia Utara, dikatakan telah bekerja sama dengan seorang pemuda Austria berusia 17 tahun, yang juga ditangkap. Pria yang terakhir ini memiliki latar belakang Turki dan Kroasia dan telah mulai bekerja di tempat konser beberapa hari sebelumnya.
Menurut pihak berwenang, pertunjukan di Wina diperkirakan akan mendatangkan sekitar 65 ribu penonton per hari, dengan tambahan 10 ribu hingga 15 ribu penggemar di luar daerah tersebut.