Senin 08 Jul 2024 17:01 WIB

Bisnis Kopi Dibayangi Efek Perubahan Iklim, Dampaknya Harga Kopi Terus Naik

Harga kopi terus naik akibat efek iklim ke tanaman kopi.

Rep: Indira Rezkisari/ Red: Qommarria Rostanti
Dari kanan ke kiri: Head of Communications Tokopedia and ShopTokopedia, Aditia Grasio Nelwan, Co-Owner at Dua Coffee, Wempi Januar dan 3rd Winner World Brewers Cup 2024, Ryan Wibawa.
Foto: Dok. Republika
Dari kanan ke kiri: Head of Communications Tokopedia and ShopTokopedia, Aditia Grasio Nelwan, Co-Owner at Dua Coffee, Wempi Januar dan 3rd Winner World Brewers Cup 2024, Ryan Wibawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar kopi di Tanah Air semakin berkembang. di Tokopedia misalnya, kopi bubuk bersama air mineral, teh celup, jus, dan sirup menjadi produk terlaris di subkategori minuman selama kuartal II 2024.

Pada 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi kopi di Indonesia mencapai lebih dari 760 ribu ton. Potensi kopi Indonesia yang besar bahkan membuat Tokopedia menggelar Tokopedia Coffee Fest pada Mei hingga Juni 2024.

Baca Juga

Head of Communications Tokopedia and ShopTokopedia, Aditia Grasio Nelwan, mengatakan kampanye tersebut mendongkrak penjualan pelaku UMKM kopi di perniagaan elektroniknya hingga 50 persen.

"Naik hingga 50 persen, dibandingkan dengan periode sebelum para penjual mengikuti kampanye tersebut,” ujar Aditia, dalam konferensi pers, Jumat (5/7/2024).

Industri kopi kini dihadapi tantangan perubahan iklim. Ryan Wibawa, penyeduh kopi asal Indonesia yang menjadi juara di World Brewers Cup 2024, yang juga bekerja sebagai Head of Coffee di Common Grounds, mengatakan harga kopi dunia terus naik akibat efek iklim ke tanaman kopi. "Tanaman Arabika sangat rentan suhu, ketika suhu makin panas akibatnya tanaman harus ditanam di tempat yang lebih tinggi. Dan ini menyulitkan petani," katanya.

Perubahan suhu itu juga memperlambat proses pematangan buah ceri kopi. Akibatnya, mepengaruhi nutrisi dan efeknya adalah ke penurunan rasa kopi.

Ryan mengatakan, pelaku industri kopi sekarang harus fokus agar tanaman kopi bisa berkelanjutan. "Karena itu kita, masyarakat, bisa mendukung industri kopi dengan mendukung kopi lokal. Tetap minum kopi lokal," katanya.

Pendiri sekaligus Co-owner Dua Coffee, Wempi Januar, mengatakan kedai kopi miliknya juga merasakan efek perubahan iklim terhadap harga kopi. "Kami menyikapinya dengan banyak diskusi dengan petani. Ya, memang kita harus bertahan dengan tetap menggunakan biji kopi lokal. Itu caranya supaya bisnis ini berkesinambungan. Harus menjaga satu sama lain," ujar dia.

Dua Coffee merupakan salah satu UKM yang juga memanfaatkan Tokopedia untuk mengembangkan usahanya. “Kami juga menjual biji kopi dari banyak wilayah di Indonesia, seperti kopi Sumatera, kopi Kintamani, kopi Ciwangi dari Jawa Barat, lalu ada kopi Flores, Kamojang, Kerinci, Java Preanger, dan masih banyak lagi,” ujar Wempy.

Awalnya, Dua Coffee bergabung dengan Tokopedia di tahun 2018, tetapi masih berfokus pada penjualan offline. Baru di tahun 2020, ketika pandemi datang dan berdampak luas omzet Dua Coffee turun drastis hingga 80 persen.

Dua Coffee lalu beralih jualan online lewat Tokopedia. Mereka menghadirkan produk kopi dengan kemasan besar (literan). “Setiap bulannya, Dua Coffee bisa meraup omzet hingga Rp 100 juta lewat Tokopedia,” ucap Wempi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement