REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penderita hipertensi, kardiovaskular, dan penyakit kronis lainnya disarankan mengontrol asupan daging selama Hari Raya Idul Adha. Hal ini penting dilakukan agar tidak membahayakan kesehatan.
Hal tersebut disampaikan egayip Zehir, dokter sekaligus pengajar di University of Health Sciences di Istanbul, Turki. Zehir menjelaskan bahwa ukuran porsi dan pilihan cara memasak sangat menentukan kadar natrium hingga lemak jenuh dalam masakan daging.
Dia mengatakan, konsumsi daging merah akan meningkat secara signifikan selama Idul Adha. Oleh karena itu, ia menganjurkan para penderita penyakit jantung untuk mengurangi konsumsi daging merah dalam menu makanan mereka.
"Sangat penting untuk memperhatikan ukuran porsi dan cara memasak. Konsumsi daging berlebih memicu tekanan darah, asam urat dan peningkatan kolesterol. Konsumsi daging merah dianjurkan tidak lebih dari dua hari dalam sepekan dalam pola makan normal," kata Zehir seperti dilansir Hurriyet Daily News, Senin (17/6/2024).
Zehir menambahkan, tidak mengonsumsi lemak daging adalah salah satu tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk kesehatan jantung. Hidangan daging kurban kerap diolah menjadi berbagai menu masakan, salah satu yang paling umum adalah satai. Dalam hal ini, Zehir menyarankan untuk menambahkan sayuran seperti tomat, wortel, atau lainnya sebagai pendamping makan satai.
Menyinggung tentang konsumsi garam, Zehir juga menekankan bahwa garam menimbulkan bahaya serius bagi pasien yang menderita tekanan darah tinggi.
"Asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko pendarahan otak, stroke dan serangan jantung dengan menyebabkan kenaikan tekanan darah yang berlebihan. Oleh karena itu, konsumsi garam harus dijaga di bawah lima gram per hari," kata Zehir.