Jumat 31 May 2024 16:30 WIB

Pesan Taeyong NCT Muncul Kembali di Tengah Boikot Starbucks 

Taeyong menghebohkan fandom saat mengunggah tulisan boikot di Instagram.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
  Taeyong NCT.
Foto:

ReliefWeb mengungkapkan sejak Oktober, jumlah korban tewas di Jalur Gaza dilaporkan telah melampaui 34.000 jiwa akibat serangan Israel. Warga Palestina yang masih hidup di Gaza berjuang untuk bertahan hidup karena lebih dari 77 ribu orang terluka, kelaparan, kehilangan tempat tinggal, dan kehilangan rumah, keluarga, dan teman. 

“Sekitar satu dari setiap 25 warga Palestina di Gaza kini terluka atau tewas, menurut Islamic Relief seiring dengan terus berlanjutnya pemboman Israel,” kata ReliefWeb. 

Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) menuturkan semakin banyak orang di seluruh dunia yang menyadari krisis kemanusiaan ini dan berharap dapat mengambil bagian dalam membuat perbedaan. Jadi, BDS membantu mengidentifikasi merek-merek yang harus menjadi sasaran boikot. 

“Komite Nasional BDS Palestina membagikan daftar merek yang akan diboikot dan menempatkannya dalam beberapa kategori. Jaringan restoran cepat saji populer, seperti McDonald’s dan Starbucks, merupakan target organik, meskipun Starbucks tidak termasuk dalam daftar boikot BDS. Gerakan BDS tidak memulai kampanye boikot akar rumput ini, namun mendukungnya karena merek-merek tersebut secara terbuka mendukung genosida Israel terhadap warga Palestina,” ujar BDS mengenai target-target boikot organik. 

Pada Oktober 2023, serikat pekerja Starbucks, yang mewakili setidaknya 9.000 karyawan, membagikan postingan melalui X (sebelumnya Twitter). Dalam pernyataannya, Starbucks Workers United menyatakan solidaritasnya dengan Palestina. 

Wikipedia menulis, “pada Juni 2023, lebih dari 8.000 pekerja di lebih dari 360 toko Starbucks di setidaknya 40 negara bagian di Amerika Serikat telah memilih untuk membentuk serikat pekerja, terutama dengan Workers United. Hingga Maret 2023, belum ada perjanjian perundingan bersama yang dibuat.” 

Tidak lama kemudian, Starbuck mengeluarkan pernyataan-pernyataannya sendiri, yang mengecam serikat pekerja tersebut. Starbucks tidak ingin dikaitkan dengan pendirian serikat pekerja. 

“Starbucks ingin menghentikan serikat pekerja menggunakan nama dan logonya, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki pendirian resmi mengenai perang tersebut dan postingan serikat pekerja tersebut mungkin membingungkan pelanggan. Namun banyak pemboikot, seperti Blake, berpikir Starbucks harus memberikan lebih banyak dukungan kepada masyarakat Gaza,” tulis AP

Starbucks kemudian menggugat karyawannya pada 18 Oktober atas pelanggaran jenama dagang. Perusahaan mengklaim postingan media sosial tersebut membuat marah para pelanggannya dan berpotensi merusak reputasi perusahaan. Tindakan Starbucks hanya mengecewakan para pelanggan. 

Starbucks telah diboikot di....

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement