Ahad 24 Mar 2024 20:13 WIB

Lari Penuh Warna-warni di Bali

Wisatawan yang mengikuti festival, saling melemparkan bubuk berwarna.

Wisatawan dan warga Kota Denpasar saat mengikuti Festival Warna di Lapangan Puputan Badung, Kota Denpasar, Bali, Ahad, (24/3/2024).
Foto: ANTARA/Rolandus Nampu.
Wisatawan dan warga Kota Denpasar saat mengikuti Festival Warna di Lapangan Puputan Badung, Kota Denpasar, Bali, Ahad, (24/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Lebih dari seratusan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara serta warga kota Denpasar ikut memeriahkan perayaan Holi atau Festival Warna khas masyarakat India, yang diadakan di Lapangan Puputan Badung Kota Denpasar Bali, Ahad, (24/3/2024).

Konsulat Jenderal India di Bali Shashank Vikram  di Bali, Ahad mengatakan, perayaan Holi merupakan sebuah perayaan khas India. Perayaan ini biasa dilakukan di akhir musim dingin yang panjang di India dan awal musim semi, serta memiliki arti penting dalam masyarakat India.

Baca Juga

Dia menjelaskan, konsulat Jenderal India di Denpasar Bali sengaja membuat festival warna karena menurutnya India dan Bali memiliki sejarah tersendiri dengan India. Konsulat Jenderal menjelaskan, dalam mitologi perayaan Holi membawa serta semangat kegembiraan, cinta, antusiasme, dan kedamaian serta hari untuk menghidupkan kembali persahabatan dan membangun persahabatan baru.

Ia juga menjelaskan, India sebagai negara multikultural, memiliki beberapa negara bagian yang merayakan Holi dengan cara dan nama yang berbeda. Sejumlah penampilan budaya tiga kelompok tari memberi warna pada acara istimewa yang jatuh pada bulan purnama tersebut, termasuk rombongan tari rakyat India Pratibha Kala Kendra.

Kelompok ini terdiri atas penari dan penyanyi yang dipimpin oleh Pratibha Sharma, seorang ahli tari Charkula dan tarian rakyat terkenal di wilayah Braj, negara bagian Uttar Pradesh. Kelompok ini menampilkan tarian Bavayii, Mayur Ras, Kaalbeliya, phoolon ki Holi dan Barsane ki Latthmaar Holi yang menyoroti festival perayaan warna di Rajasthan dan Uttar Pradesh serta kisah cinta antara Radha dan Krishna.

Wisatawan yang mengikuti festival warna di Denpasar bersuka cita, saling melemparkan bubuk berwarna sambil menyanyi dan menari. Dalam kesempatan itu, I Made Sudarsana Staf ahli Gubernur Bali yang hadir mewakili Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan, umat Hindu di Bali juga memiliki sebuah tradisi dalam merayakan hari kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (Kejahatan) yang disebut dengan hari suci Galungan yang dirayakan setiap 210 hari atau enam bulan sekali.

Tentunya ada beberapa persamaan pemaknaan antara Perayaan Holi, festival warna, dengan perayaan Hari Suci Galungan. "Perayaan ini harus tetap dijaga dan dipertahankan sebagai sebuah tradisi unik yang jarang ditemukan di negara lain," katanya.

Dia menjelaskan, era globalisasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak terhadap pelestarian tradisi budaya yang adi luhung. Karena itu, Pemerintah dan masyarakat harus senantiasa memiliki komitmen dalam menjaga berbagai tradisi budaya yang menjadi kekuatan sebuah bangsa.

"Masyarakat Hindu di Bali tentunya merasa ikut berbahagia dan mendukung perayaan Holi, Festival of colour. Hal ini tentunya disebabkan karena baik masyarakat India maupun masyarakat Bali memiliki kepercayaan yang sama, hanya budaya yang menjadikan masyarakat Hindu di Bali dan di India memperlihatkan perbedaannya," katanya.

Karena itulah ikatan persaudaraan antara masyarakat India dengan masyarakat Bali harus tetap terjaga dengan baik, mengingat saat ini banyak masyarakat India yang telah menetap di Bali.

"Tentunya hal ini merupakan satu kebanggaan bagi Bali, karena telah mampu memberikan tempat kepada masyarakat India untuk ikut menyukseskan pembangunan Bali. Masyarakat India baik yang berada di Bali maupun yang berada di India telah banyak memberikan kontribusi terhadap Bali," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement