REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya masih terus melakukan penyidikan kasus kematian Raden Andante Khalif Pramudityo atau Dante (6 tahun) dengan tersangka Yudha Arfandi (33). Rencananya hari ini, penyidik Polda Metro Jaya melanjutkan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, yaitu ahli renang, guru Dante dan pemeriksaan lanjutan ibu korban, Tamara Tyasmara.
“Hari ini akan ada pemeriksaan ahli renang dan guru korban,” ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu saat dikonfirmasi awak media, Rabu (21/2/2024).
Selain itu, Rovan mengatakan, pihak penyidik juga bakal melanjutkan pemeriksaan terhadap Tamara Tyasmara. Namun Rovan tidak membeberkan apakah dalam pemeriksaan lanjutan nanti Tamara bakal dikonfrontir dengan pihak sekolah Dante. Terakhir Tamara diperiksa oleh penyidik pada hari Senin (19/2/2024).
"Tadi mama sudah diperiksa juga, tante sudah diperiksa juga. Seperti yang sudah saya sampaikan, nanti kita akan teruskan lagi (pemeriksaan) di hari Rabu dan kami mendapatkan informasi dari pihak sekolah ada pemeriksaan hari Rabu lebih lanjut,” ucap Tamara beberapa waktu lalu.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Yayasan & Parents Relation Janitra Bina Manusa School, Wani Siregar menyebut bahwa Dante memiliki masalah ketakutan dan masih tidak percaya diri. Saat awal kala sesi renang baru diadakan di sekolah Dante sangat ketakutan dan tidak mau lepas dari pelukan gurunya. Lalu setelah beberapa kali sesi renang dilaksanakan, lambat laun Dante mulai menunjukkan kemauannya untuk mengikuti sesi berenang.
“Meski begitu Dante masih terlihat kurang percaya diri untuk berenang. Walaupun sudah ada beberapa coach di dalam kolam dan di berikan panduan dari pelatihnya, maupun dengan menggunakan swimming board dan floaties pun,” terang Wani.
Lanjut Wani, Dante memilih untuk tetap duduk di pinggir kolam sambil melihat atau observasi keadaan kolam dan kondisi teman-temannya yang sedang bermain dan belajar renang di dalam kolam dengan coachnya, sebelum akhirnya memutuskan siap dan mau untuk masuk ke air. Maka Dante selalu jadi giliran paling akhir untuk melakukan aktivitas rutin dalam sesi renang. Namun memang, kata Wani, metode sekolahnya bukan dengan paksaan, tapi lebih kepada dorongan yg menguatkan dan dukungan.
“Dante tiga bulan terakhir hampir selalu absen bertepatan dengan jadwal sesi renang kelasnya di sekolah. Di kolam sekolah Dante tidak pernah mengalami hal buruk,” ungkap Wani
Namun untuk rasa takut dan tidak nyamannya Dante terhadap kolam, kata Wani, karena Dante pernah mengalami insiden tenggelam saat berenang di hotel. Hal itu berdasarkan keterangan dari ibunya, Tamara Tyasmara. Kemudian selama tiga bulan terakhir di sekolah hingga berpulangnya Dante, ia hampir tidak pernah lagi mengikuti sesi renang di sekolah karena selalu absen atau tidak hadir di saat ada jadwal renang untuk kelasnya.