Sabtu 27 Jan 2024 00:30 WIB

Mata Radang Akibat Autoimun, Gejalanya Seperti Apa?

Kebanyakan kasus radang mata merupakan gangguan ringan.

Mengucek mata (Ilustrasi). Peradangan mata yang terkait dengan autoimun biasanya disebabkan oleh sindrom Sjorgen dan uveitis.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Mengucek mata (Ilustrasi). Peradangan mata yang terkait dengan autoimun biasanya disebabkan oleh sindrom Sjorgen dan uveitis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada sejumlah gejala peradangan mata yang mengindikasikan penyakit autoimun. Penderitanya harus segera mendapat penanganan dari dokter.

"Mata bisa menjadi suatu refleksi apa yang terjadi di tubuh kita, termasuk penyakit yang autoimunitasnya bersifat sistemik atau seluruh tubuh, contohnya lupus," kata dokter spesialis mata konsultan infeksi imunologi Rina La Distia Nora dalam gelar wicara daring yang diikuti di Jakarta, Jumat (26/1/2024).

Baca Juga

Autoimun atau autoimunitas adalah suatu penyakit dengan sel imunitas yang menyerang tubuh sendiri. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk mata.

Dokter Rina mengatakan ada dua kondisi peradangan mata yang paling sering dialami pasien dan berhubungan dengan penyakit autoimun, seperti sindrom Sjorgen dan uveitis (peradangan pada uvea atau lapisan tengah mata). Sindrom Sjorgen, menurut Rina, lebih banyak mengenai kelenjar air mata.

Gejalanya meliputi mata kering, terasa mengganjal, sering gatal, mudah mengantuk karena mata lelah, dan mata merah.

Sementara uveitis antara lain ditandai dengan mata merah, melihat hitam-hitam melayang, atau saat terkena cahaya membuat mata menjadi silau dan sakit. Dokter Rina menjelaskan tidak semua peradangan mata disebabkan oleh penyakit autoimun, bisa saja berupa gangguan kesehatan mata ringan.

"Contohnya, konjungtivitis atau peradangan pada selaput mata," kata dr Rina yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Gejalanya memang mata merah, tetapi penglihatan tidak buram. Biasanya, radang selaput mata terjadi disertai belekan (kotoran mata). Biasanya, penderita tertular dari orang di sekitarnya.

"Jika itu terjadi, baiknya perawatan di rumah saja, kompres dingin atau tetes mata," kata dr Rina.

Jika kondisi mata merah seperti itu membaik dalam dua-tiga hari setelah mendapat perawatan di rumah, bisa jadi kondisi itu tidak terkait dengan penyakit autoimun.​​​​​​​ Kondisi mata yang mengalami peradangan karena penyakit autoimun akan terjadi pada kedua mata.

Interval waktu dan derajat keparahan antara kedua mata akan berbeda. Misalnya, mata kanan mengalami peradangan terlebih dulu, kemudian disusul mata kiri yang mengalami peradangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement