Selasa 16 Jan 2024 19:11 WIB

Bisakah Memilih Gender Anak Melalui Program Bayi Tabung?

Pakar bayi tabung ingatkan bahwa setiap anak berharga, apapun jenis kelaminnya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu hamil memperlihatkan foto USG janinnya. Ada banyak faktor yang bisa memengaruhi jenis kelamin anak.
Foto:

Jenis Kelamin Anak dan Teknologi Reproduksi Berbantu

Saat ini, telah tersedia opsi teknologi reproduksi berbantu (TRB) untuk pasangan yang mengalami masalah kesuburan. Contoh dari teknologi reproduksi berbantu tersebut adalah inseminasi buatan dan in vitro fertilization (IVF) alias bayi tabung.

Dari segi medis, ada beberapa teknik yang bisa meningkatkan peluang calon orang tua untuk mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang mereka inginkan melalui TRB. Salah satu di antaranya adalah teknik sperm sorting atau penyortiran sperma untuk memilih jenis kelamin anak.

"Jadi spermanya itu dipilih, tapi keberhasilannya 70 persen," jelas Dr Taufik.

Dalam IVF, lanjut dr Taufik, ada pula teknologi bernama preimplantation genetic diagnosis (PGD). Teknologi ini memiliki tingkat akurasi hingga 100 persen untuk mengetahui jenis kelamin anak.

Terlepas dari ketersediaan teknologi yang bisa membantu, dr Taufik mengatakan pemilihan jenis kelamin anak dalam praktik TRB harus didasarkan pada pertimbangan yang valid. Sebagai contoh, pasangan suami-istri yang belum punya anak dan berusaha mendapatkan anak pertama melalui prosedur bayi tabung tidak diizinkan untuk memilih jenis kelamin calon anak mereka.

Dalam situasi seperti ini, fokus utamanya adalah meraih kehamilan. Oleh karena itu, embrio yang akan ditanam ke dalam rahim istri merupakan embrio dengan kualitas terbaik, bukan embrio yang dipilih berdasarkan jenis kelaminnya.

Berkaitan dengan preferensi jenis kelamin anak, dr Taufik mengingatkan bahwa semua anak itu adalah anugerah yang berharga, apa pun jenis kelaminnya. Oleh karena itu, jenis kelamin anak tidak seharusnya menjadi alasan untuk bertengkar atau saling menyalahkan antarkeluarga.

"(Apapun jenis kelamin anak) harusnya disyukuri," kata dr Taufik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement