REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan telah melakukan pra-kualifikasi terhadap vaksin anti-malaria kedua. Pra-kualifikasi vaksin yang disebut R21/Matrix-M itu mengartikan akses lebih luas vaksin sebagai alat utama mencegah malaria pada anak-anak menjadi prasyarat untuk pengadaan vaksin oleh UNICEF dan dukungan pendanaan dari Aliansi Vaksin Gavi, kata WHO.
Pada Oktober, badan PBB itu merekomendasikan penggunaan untuk mencegah malaria pada anak-anak setelah menuruti saran dari Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang Imunisasi dan Kelompok Penasihat Kebijakan Malaria.
Pada Juli 2022, vaksin malaria pertama yang dikenal dengan RTS,S/AS01 memperoleh status prakualifikasi.
"Kedua vaksin terbukti aman dan efektif dalam uji klinis, dalam mencegah malaria pada anak-anak. Ketika diterapkan secara luas, bersama intervensi pengendalian malaria yang lain yang direkomendasikan, vaksin tersebut diharapkan memberikan dampak kesehatan masyarakat yang tinggi," kata WHO.
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang secara tak seimbang menyerang anak-anak di wilayah Afrika.
Hampir setengah juta anak-anak meninggal dunia akibat malaria setiap tahun di wilayah ini saja, kata WHO.
Pada 2022, diperkirakan ada 249 juta kasus malaria dan 608 ribu kematian akibat malaria di 85 negara di seluruh dunia.