Jumat 22 Dec 2023 00:14 WIB

Kasus JN.1 Meningkat, Coba Lindungi Diri dengan Probiotik

Varian JN.1 dari virus penyebab Covid-19 sudah ditemukan di Indonesia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Seseorang bersin (ilustrasi). Bersin-bersin bisa menjadi salah satu gejala Covid-19, terutama yang disebabkan oleh varian baru.
Foto: Freepik
Seseorang bersin (ilustrasi). Bersin-bersin bisa menjadi salah satu gejala Covid-19, terutama yang disebabkan oleh varian baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 kembali meningkat di berbagai belahan dunia akibat varian baru SARS-CoV-2, JN.1. Probiotik bisa menjadi salah satu opsi untuk meningkatkan perlindungan diri dari risiko penularan Covid-19.

Menurut Cleveland Clinic, probiotik adalah bakteri dan ragi hidup yang memberikan manfaat baik bagi tubuh. Sejumlah studi juga telah membuktikan bahwa konsumsi probiotik bisa membantu melawan beragam penyakit.

Baca Juga

Hal ini bisa terjadi karena probiotik turut berperan dalam membantu regulasi respons imun tubuh. Studi terbaru dalam Clinical Nutrition semakin menambah panjang daftar manfaat probiotik bagi kesehatan.

Studi ini menemukan bahwa konsumsi probiotik bisa menjadi cara yang mudah dan murah untuk menunda infeksi hingga menekan gejala Covid-19. Manfaat ini tak hanya bisa dirasakan oleh individu yang sudah divaksinasi, tetapi juga oleh individu yang belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19.

Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Duke University di Durham, Amerika Serikat (AS), pada Maret 2020, sebelum vaksin Covid-19 tersedia luas di AS. Tim peneliti melibatkan 182 individu yang belum pernah mendapatkan vaksin Covid-19 sebagai partisipan dalam studi ini.

Para partisipan pernah berkontak erat dengan pasien Covid-19 namun belum menunjukkan gejala. Sebanyak 50 persen partisipan dipilih secara acak untuk mengonsumsi probiotik Lacticaseibacillus rhamnosus GG,  sedangkan partisipan lainnya hanya diberikan plasebo atau "obat palsu" yang tak memberikan efek apa pun.

Hasil studi menunjukkan bahwa partisipan yang pernah berkontak dengan pasien Covid-19 dan mengonsumsi probiotik memiliki risiko 60 persen lebih rendah untuk mengalami gejala Covid-19. Selain itu, konsumsi probiotik juga tampak mampu menunda terjadinya infeksi setelah individu berkontak dengan pasien Covid-19.

"Sejak sebelum Covid-19, sudah ada bukti kuat bahwa probiotik bersifat protektif dalam melawan infeksi pernapasan," ujar salah satu ketua tim peneliti dari Departemen Anestesiologi di Duke Health, Dr Paul Wischmeyer, seperti dilansir Times Now News pada Kamis (21/12/23).

Oleh karena itu, Dr Wischmeyer mengaku tidak terlalu terkejut dengan temuan dalam studi yang dia lakukan bersama timnya. Menurut Dr Wischmeyer, probiotik dikenal mampu meningkatkan sistem imun, menurunkan zat kimia tubuh yang berkaitan dengan peradangan, dan meningkatkan barrier pelindung paru terhadap infeksi.

"Studi-studi awal lainnya juga menunjukkan bahwa probiotik bisa meningkatkan efek vaksin-vaksin dalam melawan penyakit-penyakit akibat virus lain, seperti influenza," ujar Dr Wischmeyer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement