REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arthur Curry alias Aquaman (Jason Momoa) sekarang disibukkan tugas sebagai Raja Atlantis sekaligus menjadi suami dan ayah. Dia kadang merasa kewalahan, namun bertahan dengan itu semua. Hingga, sebuah masalah genting terjadi.
Wabah misterius merebak di lautan, berbarengan dengan suhu dunia permukaan yang kian lama kian melonjak. Berbagai kondisi tersebut rupanya berkaitan dengan Black Manta (Yahya Abdul-Mateen II), musuh lama Aquaman yang kini menggunakan kekuatan mistis kuno Black Trident.
Tidak tinggal diam, Aquaman segera menyusun rencana untuk melawan kekuatan jahat tersebut, dibantu istrinya, Mera (Amber Heard), dan sang ibunda, Atlanna (Nicole Kidman). Kondisi yang kian pelik membuat Aquaman mau tak mau meminta bantuan adik tirinya, Orm (Patrick Wilson).
Petualangan terbaru Aquaman sudah bisa disimak di film Aquaman and the Lost Kingdom yang sedang tayang di bioskop Indonesia. Film merupakan sekuel dari film Aquaman yang tayang pada 2018. Keduanya sama-sama diarahkan oleh sutradara James Wan.
Formula cerita Aquaman and the Lost Kingdom terbilang tidak baru dan kurang orisinal untuk sebuah sinema superhero. Sebab, dinamika hubungan persaudaraan, di mana saudara yang semula saling melawan justru menjadi kawan, sudah pernah diusung di film pahlawan super lain.
Akan tetapi, penonton akan tetap bersenang-senang selama menyimak film Aquaman and The Lost Kingdom, justru karena humor receh sepanjang film. Durasi lebih dari dua jam berlalu tidak terasa karena alur cerita yang cepat dan lekas beralih ke adegan berikutnya.
Baca juga: Film Aquaman 2 dan Credit Scene yang tak Layak Ditunggu
Gaya "urakan" Jason Momoa dan aksi kocak yang khas membuat film ini menyenangkan ditonton. Dia melontarkan banyak lelucon kekinian, bahkan juga menyebutkan tokoh dari film superhero studio "sebelah", juga banyak kelucuan saat sosok Aquaman dan Orm berusaha jadi akrab.
Hal yang terasa agak janggal adalah porsi tokoh Mera (Amber Heard) yang cukup dibatasi dalam cerita. Karakter itu memang masih ada, tapi dialog dan adegannya seolah sengaja tidak ditonjolkan, yang sebelumnya memang sudah diisyaratkan oleh studio.
Hal lain yang kurang memuaskan adalah penyelesaian konflik utama yang terkesan terlalu mudah, dan sebenarnya bisa lebih mendalam atau dieksplorasi. Itu membuat penonton kurang merasakan klimaks Aquaman and the Lost Kingdom.
Di beberapa adegan, peralihannya pun terlalu cepat dan menjadi kurang logis, juga beberapa efek CGI kurang meyakinkan sehingga agak mengganggu. Namun, terlepas dari itu, film untuk penonton 13 tahun ke atas ini termasuk tayangan yang menghibur, serta ada sentilan mengenai isu lingkungan. Ada satu tayangan post-credit, tapi sebaiknya penonton tidak berharap berlebihan saat menantikannya.