Rabu 13 Dec 2023 11:54 WIB

Capres Bilang Harga Sembako Terkendali, Begini Tanggapan Ibu-Ibu

Salah satu capres mengklaim bahwa harga-harga saat ini masih terkendali.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Dalam debat perdana, salah satu capres mengklaim bahwa harga-harga saat ini masih terkendali. Masyarakat pun heboh menanggapi klaim tersebut/ilustrasi
Foto: Republika/Wilda Fizriyani 
Dalam debat perdana, salah satu capres mengklaim bahwa harga-harga saat ini masih terkendali. Masyarakat pun heboh menanggapi klaim tersebut/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Dalam debat perdana calon presiden dan calon wakil presiden RI yang berlangsung di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Selasa (12/12/2023), ada satu hal menarik yang muncul.

Salah satu capres mengklaim bahwa harga-harga saat ini masih terkendali. Apakah benar harga-harga saat ini terkendali? Lantas, bagaimana tanggapan ras terkuat di muka bumi alias para ibu?

Baca Juga

Deviana (36 tahun) mengatakan harga sembako menyesuaikan kondisi alam dan hari besar. Ketika mendekati perayaan atau liburan biasanya memang ada lonjakan harga, karena permintaannya akan bertambah. Selain itu, kondisi cuaca juga turut mempengaruhi. ''Kalau kemarau ya pasti naik karena suplai otomatis berkurang, karena petani gagal panen dan lainnya," ujar Deviana kepada Republika.co.id, Rabu (13/12/2023).

Ibu dua anak ini mengatakan justru itulah fungsi pemerintah melalui menteri perdagangan untuk menstabilkan harga pasar supaya tetap terjangkau untuk pembelinya dan tidak mencekik petani juga.

Sementara itu, Nita (37 tahun) justru bingung mengkategorikan harga saat ini, apakah stabil, terkendali atau tidak. "Dibilang terkendali, tapi naik terus, dibilang tidak terkendali tapi masih pada bisa beli," ujarnya.

Menurut Nita, kenaikan harga terkait dengan inflasi, namun tidak sejalan dengan kenaikan pendapatan. "Ya bisa beli, tapi ya gitu naik terus tapk gaji gitu-gitu saja. Inflasi tidak sesuai pendapatan," ujar Nita.

Nita mengatakan harga bahan baku naik terus, apalagi terkadang naiknya diluar prediksi seperti cabai. Selain itu beras juga saat ini harganya naik beberapa persen. "Tahun lalu beras 5 kg jenis IR itu Rp 60 ribu, jadi Rp 72 ribu," ungkap Nita.

Pratiwi (38 tahun) mengatakan hal senada dengan Nita. Ia bingung mengatakan harga stabil atau tidak. "Enggak ngerti juga sih yang disebut stabil itu dilihat dari mana? Harga tetap? Kalau inflasi naik, terus harga lain ikut naik (bensin, dan lain-lain), apa enggak kasian sama petani dan peternak?," ujarnya. 

Kenaikan harga ini juga diakui oleh Anindya (37 tahun). Menurutnya, semua harga naik termasuk cabai. Anin justru meminta capres tersebut membuktikan bagian mana harga yang terkendali itu.

"Menurut saya yang ibu rumah tangga, harga-harga tidak ada yang stabil. Di bagian mana yang stabil? Kalau mau stabil coba minyak kayak dulu lagi 2 liter di harga Rp 20 ribu, telor sekilo sekarang Rp 26.500, beras 5 kilo Rp 70 ribuan. Belum yang lain-lain, susu anak harganya makin tinggi. Jadi di mana stabilnya," ujar Anin.

Anin yang juga mempunyai usaha kuliner merasa dirugikan dengan harga bahan pokok saat ini. Hal itu membuatnya menghentikan sementara jualannya. "Makanya belum lanjut jualannya. Harga sangat tinggi untuk cabai ,bawang dan teman-temannya enggak ada yang murah. Kalau stabil bawa Rp 100 ribu dapat banyaklah, ini cuma dapat sayur dan teman-temannya. Kalau mau yang daging-dagingan mana bisa bawa Rp 100 ribu ke pasar," ungkapnya.

Arini (38 tahun) memprediksi harga akan kembali naik saat pemilihan presiden dan wakil presiden semakin dekat. "Yang pasti sembako, BBM dan listrik akan naik saat pemilihan presiden. Karena akan jadi janji kampanye mereka," tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement