Kamis 07 Dec 2023 23:30 WIB

Sifilis Bisa Menyerang Mata, Gejalanya Seperti Apa?

Upaya pencegahan sifilis yang utama adalah melakukan hubungan seksual yang sehat.

Rep: Adysha Citra Rahmadani/ Red: Reiny Dwinanda
Mata (Ilustrasi). Sifilis okuler yang tidak diobati juga dapat menyebabkan komplikasi pada organ lain.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sifilis atau raja singa dikenal sebagai infeksi menular seksual (IMS) yang biasanya mengenai area kelamin, rektum, atau mulut. Selain di area-area tersebut, sifilis juga ternyata bisa menyerang mata.

Sifilis yang mengenai mata dikenal sebagai sifilis okuler. Prevalensi kasus sifilis pada mata hanya sekitar 1 persen dari total kasus sifilis. Namun, kasus nyata yang terjadi di masyarakat diperkirakan lebih tinggi dari angka tersebut.

Baca Juga

Sifilis okuler bisa memunculkan gejala yang mirip dengan masalah mata lain. Karena itu, kondisi ini tak jarang salah terdiagnosis sebagai penyakit mata lain.

Kesalahan diagnosis tersebut dapat membuat sifilis okuler terus berkembang dan menyebabkan lebih banyak masalah kesehatan. Padahal bila ditemukan sejak dini, sifilis okuler dapat diobati dan disembuhkan dengan mudah.

"Bila terdeteksi, kondisi ini bisa diobati secara cepat dengan antibiotik," ungkap profesor di bidang oftalmologi dari University of Southampton, Prof Andrew Lotery, seperti dilansir Metro pada Kamis (7/12/23).

Sifilis okuler yang tidak diobati bisa memicu terjadinya kerusakan pada berbagai jaringan di mata. Jaringan-jaringan di mata yang bisa terkena sifilis okuler mencakup kornea, iris, orbit, retina, saraf optik, sklera, hingga kelopak mata.

Individu yang terkena sifilis okuler bisa merasakan beragam gejala. Menurut laman resmi Eye Contact, beberapa gejala tersebut adalah mata merah, sensitif terhadap cahaya, sakit pada mata, dan penurunan ketajaman penglihatan.

Bila mengenai retina, sifilis okuler bisa memunculkan gejala yang mirip seperti penyakit genetik bernama retinitis pigmentosa. Jika dokter salah mendiagnosis sifilis okuler sebagai retinitis pigmentosa, pasien mungkin tidak akan mendapatkan terapi yang signifikan karena tidak ada terapi spesifik untuk menyembuhkan retinitis pigmentosa.

"(Bila tak terdiagnosis dan diobati) sifilis okuler dapat menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan termasuk kebutaan permanen," ungkap Centers for Disease Control and Prevention (CDC), seperti dikutip dari laman resminya.

Selain memicu kerusakan pada berbagai jaringan di mata, sifilis okuler yang tidak diobati juga dapat menyebabkan komplikasi pada organ lain. Salah satu organ yang bisa ikut terkena adalah otak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement