Ahad 19 Nov 2023 13:26 WIB

Psikolog Ungkap Pentingnya Memprioritaskan Kesejahteraan Mental

Penelitian menunjukkan 46 persen orang sulit memprioritaskan kesejahteraan emosional.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Kesehatan mental (ilustrasi). Penelitian menunjukkan 46 persen orang sulit memprioritaskan kesejahteraan emosional.
Foto: Dok www.freepik.com
Kesehatan mental (ilustrasi). Penelitian menunjukkan 46 persen orang sulit memprioritaskan kesejahteraan emosional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya kesehatan fisik, memprioritaskan kesejahteraan mental juga merupakan hal yang sangat penting. Studi Kalmfulness Index mengungkap bahwa banyak orang yang tinggal di Inggris (46 persen) merasa stres dan tidak mampu mengatasinya.

Dikutip dari laman Wellbeing News, Sabtu (18/11/2023), penelitian ekstensif terhadap kesehatan dan kesejahteraan bangsa itu dilakukan terhadap lebih dari 3.700 responden. Sebanyak 54 persen orang sering kesulitan tidur dan 52 persen kerap merasa kelelahan.

Baca Juga

Konflik di tempat kerja adalah penyebab utama stres, dengan lebih dari satu di antara tiga orang (38 persen) berjuang untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi di rumah. Kesibukan mengurus anggota keluarga juga termasuk yang memicunya.

Beban tekanan keuangan juga terus berdampak pada orang dewasa di Inggris, dengan lebih dari separuh (53 persen) responden mengatakan bahwa mereka berada dalam kondisi penuh tekanan yang konsisten. Sebagian orang juga mengalami stres karena tingginya biaya hidup.

Akibat terlalu banyak stres, 48 persen responden dalam studi itu mengalami waktu tidur yang terbilang kurang di malam hari, yang merupakan ancaman serius bagi kesehatan fisik dan mental.

Sebanyak 46 persen orang sulit memprioritaskan kesejahteraan emosional.

Juru bicara Kalms Herbal Remedie, Elizabeth Hughes-Gapper, mengomentari hasil penelitian tersebut. Dia mengatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir, kehidupan hampir semua orang di berbagai belahan dunia menjadi lebih penuh kecemasan dan tekanan. 

"Kita telah berhasil menghadapi pandemi global, namun dihadapkan pada situasi ekonomi yang menantang, konflik politik dan militer, serta tekanan hidup yang terus berlanjut," ucap Hughes-Gapper.

Psikolog dan psikoterapis, Charlotte Armitage, mengatakan hasil riset itu menunjukkan bahwa stres, kewalahan, dan ketidakpastian selama bertahun-tahun telah berdampak pada kehidupan banyak orang. Menurut Armitage, perlu upaya lebih untuk menjaga kesehatan mental.

Seharusnya, menjaga kesehatan mental tak hanya dilakukan saat merasa sedih atau cemas, tapi sesuatu yang harus dilakoni secara proaktif, sama seperti kesehatan fisik. "Mendedikasikan beberapa menit sehari untuk ketenangan dapat membantu menjaga kesehatan mental, berpotensi mengurangi perasaan stres, kecemasan, dan kelelahan," tutur Armitage.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement