REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi sedang membangun sejumlah kota untuk menarik wisatawan mancanegara. Hal ini dilakukan dalam upaya mengurangi ketergantungan negara pada sektor minyak bumi atau dikenal Visi Saudi 2030. Di antara kawasan yang masuk dalam megaproyek kota bersejarah adalah Al Ula.
Al Ula juga dikenal sebagai Madain Saleh (Rumah Tsamud). Dalam Islam, tempat ini adalah rumah bagi bangsa Tsamud, yaitu kaum Nabi Saleh (AS) yang terkenal dengan kekuatan dan keterampilannya yang ajaib dalam membuat ukiran gunung dan konstruksi.
Dilansir Islamic Information, Selasa (14/11/2023), konon daerah ini dulunya sangat subur dan hijau. Namun, kekayaan alam yang berlimpah ini membuat orang-orang kaya di kalangan kaum Tsamud menjadi sombong. Mereka menjadi kejam dengan menyiksa dan membunuh orang-orang miskin.
Ketika Nabi Muhammad SAW melewati tempat ini saat hendak berperang Tabuk, beliau secara khusus menunjukkannya kepada para sahabat. Beliau memerintahkan mereka untuk minum air hanya dari satu sumur yang digunakan oleh unta Hazrat Saleh AS dan melarang mereka makan serta minum apa pun dari area tersebut dan melewatinya dengan cepat.
Bagi Muslim, sebenarnya bolehkah mengunjungi tempat ini? Sheikh Assim atau Assim bin Luqman Al Hakeem membahas masalah tersebut.
Dia mengatakan, sebelum mengetahui hukumnya, sebaiknya perlu mengetahui batas dari area Madain Saleh. Sebab, jika dilihat dari hadits, Rasulullah SAW melarang untuk memasukinya.
"Rasulullah bersabda kalau harus ke sana dan tidak ada cara lain untuk melanjutkan perjalanan kecuali melewatinya, maka kamu harus melakukannya secepat mungkin," kata Sheikh Assim dalam akun YouTube-nya @assimalhakeem.
Meski begitu, area ini harus didefinisikan karena Madain Saleh adalah nama yang diberikan untuk seluruh wilayah. "Namun, area yang ditimpa azab dan siksaan Allah adalah area yang terbatas sehingga Anda harus menemui pakar dan bertanya batasan-batasannya. Intinya, area tidak boleh dimasuki dan didekati," ujar dia.