REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Scarlett Johansson mengambil tindakan hukum terhadap pengembang aplikasi kecerdasan buatan (AI) karena menggunakan nama dan kemiripannya dalam iklan daring. Iklan tersebut ditujukan untuk editor gambar AI, bernama Lisa AI: 90s Yearbook & Avatar dan menampilkan versi suara Johansson yang dibuat oleh AI.
Dilansir The Verge, Kamis (2/11/2023), iklan yang berdurasi 22 detik memperlihatkan Johansson di balik layar saat syuting Black Widow saat dia berkata, “Ada apa kawan? Ini Scarlett dan aku ingin kamu ikut denganku”. Namun, iklan tersebut beralih dari Johansson dan suara yang dihasilkan AI dimaksudkan agar terdengar seperti yang dikatakan aktris tersebut.
"Ini tidak terbatas pada avatar saja. Anda juga dapat membuat gambar dengan teks dan video AI Anda. Saya pikir Anda tidak boleh melewatkannya," ujarnya.
Di bagian paling bawah iklan, pengembang di balik aplikasi, Convert Software, menyertakan teks yang berbunyi “Gambar diproduksi oleh Lisa AI. Tidak ada hubungannya dengan orang ini”.
Perwakilan Johansson mengatakan, aktris tersebut tidak pernah menjadi juru bicara aplikasi. “Kami tidak menganggap enteng hal-hal ini. Berdasarkan tindakan yang biasa kami lakukan dalam situasi ini, kami akan membawanya ke jalur hukum,” kata Kevin Yorn dalam sebuah pernyataan.
Ketika AI semakin mudah diakses, kita pasti akan melihat kasus serupa di masa depan. Para musisi sudah bersaing dengan kloning suara yang dapat membuat Drake seolah-olah merilis single baru atau Johnny Cash meng-cover Taylor Swift. Di saat yang bersamaan, teknologi deepfake memungkinkan kemiripan yang dihasilkan oleh AI dari Tom Hanks untuk muncul dalam iklan perawatan gigi tanpa persetujuannya.