Ahad 29 Oct 2023 08:45 WIB

Emang Boleh Berbusana Islami tapi Malah Bikin Orang Celaka? Simak Kata Ustaz

Ghibah atau membicarakan aib orang lain, berarti dilakukan ketika orangnya tidak ada.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Tidak patut mengolok-olok orang lain hingga menyebabkan orang tersebut terkena musibah/ilustrasi.
Foto: pixabay
Tidak patut mengolok-olok orang lain hingga menyebabkan orang tersebut terkena musibah/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Beberapa waktu lalu, viral kejadian ibu hamil yang diketahui akhirnya mengalami keguguran setelah marah di Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line karena merasa direkam kamera tanpa izin. Dari akun TikTok @rismasafitri yang juga merekam ketika ibu hamil tersebut marah, disebutkan bahwa pelaku yang merekam tanpa izin merupakan wanita yang berpakaian agamis. 

Sang ibu hamil marah lantaran gambar dirinya diambil tanpa izin dan menjadi bahan olok-olok di grup si pengambil gambar tadi. Si ibu tersebut tidak sengaja melihat gambarnya dijadikan bahan olokan di grup WhatsApp.

Baca Juga

Menurut Ustaz Slamet dari PPPA Darul Quran, sebenarnya istilah ghibah atau membicarakan aib orang lain, berarti dilakukan ketika orangnya tidak ada. Adapun kasus menjelekkan, atau mengolok orang lain seperti kasus di atas, mestinya berbeda kasus dengan pakaian yang dianggap agamis atau Islami.

“Bisa jadi pakaian Islami tapi omongan tidak dijaga, ada perempuan yang rajin sholatnya, ibadahnya tapi suka ngomongin orang lain,” kata Ustaz Slamet, saat dihubungi, belum lama ini.

Intinya, pakaian Islami tentu merupakan kewajiban yang sebaiknya dibarengi dengan akhlak yang Islami pula. Baik dalam Islam, menurut Ustaz Slamet, adalah ketika hubungan dengan Allah SWT maupun manusia juga baik. Berpakaian Islami adalah bentuk menaati Allah dan tidak menjelekan orang juga adalah bentuk kebaikan terhadap sesama. "Jadi, hubungan semuanya harus baik, tidak bisa dipisahkan," lanjut dia. Ustaz Slamet juga mencontohkan kisah di mana orang yang rajin beribadah, tetapi menahan kucing, tidak dikasih makan, tidak dilepas, maka balasannya neraka. 

Tetapi ada kisah wanita pezina yang kemudian karena kasih sayangnya membantu anjing yang kehausan, diganjar surga karena diampuni dosanya. Meski begitu, Ustaz Slamet menekankan jangan kemudian berpikir bahwa tidak perlu menutup aurat, menganggap boleh berzina, yang penting berbuat baik, dan sebagainya.

“Bukan begitu, jadi kasusnya berbeda antara pakaian dengan sosial. Islam itu adalah agama yang menggabungkan aspek horizontal dan vertikal gak bisa dipisah dua-duanya. Ibadah bagus tapi sosialnya tidak bagus itu tidak Islam walaupun pakaian Islami. Atau sebaliknya sosialnya bagus tapi hubungan dengan Allah tidak bagus itu juga bukan Islam,” jelas dia.

Adapun Ustaz Slamet menambahkan dalalm kasus merekam ibu hamil tanpa izin itu, seharusnya si perekam tidak mengolok-olok orang lain yang belum berpakaian Islami. Begitu juga sang ibu, jika Muslim dan belum berpakaian Islami, misalnya, hendaknya juga memakai pakaian yang Islami. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement