Ahad 08 Oct 2023 11:40 WIB

Galau Pilih Susu, UHT, Kalengan atau Bubuk? Ini Kata Ahli

Susu berbasis protein nabati maupun hewani sama-sama minuman sehat bernutrisi.

Rep: Santi Sopia / Red: Friska Yolandha
Ilustrasi anak minum susu. Susu berbasis protein nabati maupun hewani sama-sama minuman sehat bernutrisi.
Foto: Dok Urra
Ilustrasi anak minum susu. Susu berbasis protein nabati maupun hewani sama-sama minuman sehat bernutrisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 rupanya semakin mengajarkan masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan tubuh. Pergeseran ini juga melahirkan berbagai produk makanan dan minuman alternatif karena hampir 70 persen konsumen Indonesia siap membayar lebih untuk makanan yang lebih sehat. 

Terlebih saat ini juga ada isu terkait polusi udara. Salah satu asupan yang dipercaya mendukung imunitas adalah susu.

Baca Juga

Namun orang sering kali masih bingung memilih mana susu yang lebih baik, apakah itu susu segar, UHT, steril atau bahkan bubuk? Ahli gizi dr Christopher Adrian mengatakan susu pasteurisasi diolah dengan suhu tidak terlalu tinggi dan biasanya setelah jadi, disimpan di lemari es supaya kualitasnya tetap terjaga dengan baik. 

“Susu segar lebih baik tapi bukan berarti langsung minum dari sapi, karena pengolahan tujuannya membunuh bakteri,” kata dr Christopher Andrian dalam acara bersama Greenfields di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Memang sering kali susu UHT juga bisa ditemukan di lemari pendingin di supermarket. Meski demikian, susu UHT adalah jenis yang sudah melewati proses pemanasan dengan suhu tinggi dan bisa disimpan di suhu ruang. 

Sedangkan susu jenis steril umumnya memiliki kemasan kaleng. Perbedaan yang lain ada pada komposisi jenis proteinnya. Untuk susu yang diproses secara pasteurisasi, umumnya punya kandungan protein yang masih lebih terjaga. 

“Misalnya protein kalalu kita masak dengan suhu tinggi, atau merebus susu kelamaan deh jadi terpisah kan, rusak. Komponen lain seperti vitamin sudah rusak, presentasi protein jadi berkurang. Kalau kandungan pasteurisasi masih terjaga,” lanjut ahil dari RS Siloam TB Simatupang tersebut.

Adapun susu jenis bubuk tentu telah melalui proses mengeluarkan komponen air, lalu menjadi kental. Kualitasnya berbeda jauh dengan yang segar, karena biasanya susu bubuk ditambah dengan fortifikasi, skim, dengan komposisi berbeda-beda. Ada yang tujuannya untuk tinggi lemak, kalori, atau suplementasi untuk anak, misalnya hingga sebagai makanan khusus yang memerlukan resep dokter.

Sementara untuk masa simpan, hampir semua jenis susu, tentu lebih baik disimpan di lemari pendingin setelah dibuka dan diupayakan habis dalam tujuh hari. Menurut Fiona Anjani Foebe, Chief Marketing Officer Greenfields Indonesia, tentu setiap orang berharap selalu mendapat asupan segar, baik itu dari makanan atau minuman.

“Kita makan dan minum sesuatu pasti ingin dari bentuk aslinya, kalau susu itu kan air, jadi pilih bentuk asli karena susu bubuk misalnya telah melewati begitu banyak proses,” ujar dia.

Namun intinya, susu berbasis protein nabati maupun hewani sama-sama minuman sehat bernutrisi. Tetapi susu segar dengan pasteurisasi menawarkan nutrisi lebih lengkap, baik untuk usia anak atau dewasa. Macro dan micro nutrient yang terkandung juga tidak berubah bentuk atau mengalami reaksi kimiawi sehingga mudah diserap tubuh.

Ada nutrisi BioActive atau senyawa alami yang bermanfaat bagi tubuh dan tidak ada pada jenis susu cair lainnya. Contohnya, immunoglobulin bersifat antibodi dan anti inflamasi, untuk melawan patogen berbahaya. Kemudian Lactoferrin sebagai protein pengikat iron agar dapat diserap tubuh secara maksimal dan mencegah osteoporosis.

Lalu Lactalbumin, merupakan asam amino menjaga saluran pencernaan; Lactoperoxidase melindungi membrane mucosa yang melawan bakteri, jamur dan virus; serta Lactoglobulin terkandung dalam whey protein, membantu menurunkan tekanan darah. Santi Sopia

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement