Senin 02 Oct 2023 15:44 WIB

Sutradara The Creator Merasa Bodoh Pakai Latar Waktu Tahun 2070 di Film, Mengapa?

Penyesalan muncul di benak sutradara The Creator.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan di film The Creator. Sutradara The Creator merasa bodoh karena menggunakan latar waktu tahun 2070.
Foto: Dok 20th Century Studios
Salah satu adegan di film The Creator. Sutradara The Creator merasa bodoh karena menggunakan latar waktu tahun 2070.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film The Creator menyoroti perang antara manusia dan kecerdasan buatan atau AI pada 2070. Meski The Creator mendapatkan respons yang cukup baik, sang sutradara justru menyesal karena memilih tahun tersebut sebagai latar waktu dalam film.

Penyesalan ini muncul karena sang sutradara, Gareth Edwards, menyadari bahwa tak perlu menunggu lama untuk melihat AI berkembang dengan pesat. Saat ini saja, AI telah berevolusi secara cepat dan merambah berbagai lini kehidupan manusia.

Baca Juga

"Semua yang terungkap dalam beberapa bulan atau tahun ke belakang sangat aneh dan menakutkan, khususnya ketika kita melihatnya sekarang," ujar Edwards, seperti dilansir ScreenRant pada Senin (2/10/23).

Edwards mengingat dengan jelas, saat pertama dia mengajukan ide cerita tentang peperangan antara manusia dan AI kepada pihak studio film. Kala itu, ide tersebut terdengar asing dan banyak yang mempertanyakan alasan mengapa manusia bisa berperang dengan AI.

"(Penolakan manusia terhadap AI di dunia nyata) sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir," kata Edwards.

Selain itu, Edwards mengungkapkan bahwa awalnya dia tidak ingin menuliskan latar waktu untuk film The Creator. Alasannya, penetapan tanggal dalam sebuah film, khususnya film fiksi ilmiah, berpeluang besar menjadi sebuah kesalahan.

Namun, dalam situasi tertentu, kepastian tanggal dalam sebuah film akan sangat diperlukan, termasuk dalam film The Creator. Karena itulah, setelah melakukan sejumlah perhitungan, Edwards memilih 2070 sebagai latar waktu dalam filmnya.

"Sekarang saya merasa seperti orang bodoh karena saya seharusnya menggunakan (latar waktu) 2023," ujar Edwards.

Menurut Edwards, hal tersulit bagi penulis dan pembuat film fiksi ilmiah adalah memberikan gambaran mengenai masa depan yang mungkin terjadi dan akan dialami oleh manusia. Dari segi kreatif, hal ini mungkin sangat mudah untuk dilakukan. Namun, sulit untuk memberikan gambaran waktu dan detail yang sejalan dengan masa depan.

Sebagai contoh, sejumlah film-film fiksi ilmiah di masa lalu kerap memberikan gambaran dan prediksi mengenai kehidupan di beberapa puluh tahun mendatang. Namun ketika tahun tersebut tiba, prediksi yang muncul dalam film ternyata meleset jauh dari kondisi di dunia nyata, sehingga film tersebut jadi terasa kurang relevan.

Sebenarnya, latar waktu merupakan detail minor dalam sebuah film fiksi ilmiah. Bila penonton hanya fokus pada detail-detail tersebut, mereka mungkin akan melewatkan poin besar yang dihadirkan dalam cerita.

Selain itu, perlu diingat bahwa inti dari film fiksi ilmiah bukanlah untuk memprediksi masa depan secara akurat. Film-film fiksi ilmiah hadir dengan memanfaatkan kemungkinan-kemungkinan abstrak untuk merefleksikan dan mengomentari isu-isu kontemporer.

Dalam film The Creator misalnya, Edwards mungkin merasa bodoh karena memilih tahun yang salah sebagai latar waktu. Akan tetapi, tujuan utama dari film ini bukanlah menghadirkan ramalan akurat, melainkan memberikan salah satu gambaran dari berbagai kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement