Rabu 27 Sep 2023 21:00 WIB

Dokter Gizi: Kualitas Air Minum Buruk Bisa Sebabkan Stunting

Kualitas air minum yang buruk juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan.

Dokter ungkap dampak negatif dari air minum terkontaminasi, di antaranya gangguan sistem pencernaan dan stunting.
Foto: www.freepik.com
Dokter ungkap dampak negatif dari air minum terkontaminasi, di antaranya gangguan sistem pencernaan dan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Diana Sunardi, Mgizi, SpGK(K), mengingatkan bahwa kualitas air minum yang buruk dapat memicu masalah kesehatan tubuh, salah satunya gangguan sistem pencernaan hingga yang terparah adalah stunting. “Sumber air yang berkualitas buruk dapat membawa berbagai masalah kesehatan, seperti diare hingga stunting. Komposisi mikrobiota antara lain dipengaruhi oleh sumber air minum,” kata Diana Sunardi dalam kegiatan media gathering 'Tidak Semua Air Sama di Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Diana Sunardi yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) menjelaskan bahwa dari berbagai riset yang dihadirkan bahwa komposisi bakteri jahat dari air minum menjadi penyebab terjadinya berbagai kerusakan di organ tubuh manusia.

Baca Juga

“Walaupun air minum sudah direbus hingga mendidih, jika cara penanganan dan penyimpanan air tidak higienis maka kontaminasi E coli dapat kembali terjadi,” jelas dia.

Oleh karena itu, Menteri Kesehatan mengatur itu semua dalam Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang menyebutkan bahwa air minum harus memenuhi syarat tidak berbau, tidak berasa (tawar, dingin alami), bersih dan jernih, serta aman dari kontaminan.

Dia juga menyatakan bahwa Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) dari Kementerian Kesehatan (2020) menyebutkan bahwa 7 dari 10 rumah tangga Indonesia mengonsumsi air minum dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli, dan baru 11,9 persen rumah tangga yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi.

Dalam kesempatan yang sama, Guru besar hidrogeologi Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Ir Heru Hendrayana, mengatakan bahwa kualitas air tidak semuanya sama. Hal itu karena sumber air yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda.

“Air yang sehat dan aman untuk dikonsumsi sangat bergantung dari sumbernya. Air yang diambil dari tanah dangkal besar peluangnya untuk tercemar aktivitas manusia. Sementara air dari akuifer dalam sifatnya murni dan memiliki kandungan mineral alami sehingga aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi,” kata Heru Hendrayana.

Titik awal air menjadi sebuah hal yang sangat penting bagi setiap kesehatan organ tubuh manusia. Sumber atau titik awal air yang tidak baik akan memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan tidak hanya pencernaan dan stunting, tetapi juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement