REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kopi dikenal sebagai minuman yang menyegarkan sekaligus menyimpan segudang manfaat kesehatan bagi tubuh. Siapa sangka, kopi juga dapat memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan mental.
Menurut studi terbaru dalam jurnal Psychiatry Research, konsumsi kopi bisa menurunkan risiko depresi dan gangguan kecemasan. Namun untuk mendapatkan manfaat ini secara optimal, jumlah kopi yang dikonsumsi tidak boleh berlebihan.
Studi ini dilakukan dengan melibatkan 146.566 partisipan selama periode 2006-2010. Dalam kurun waktu tersebut, para partisipan diminta untuk mengisi dua kuesioner kesehatan mental. Dua kuesioner ini dikenal dengan nama PHQ-9 dan GAD-7, serta biasa digunakan untuk mendiagnosis masalah kecemasan dan depresi.
Sekitar 81 persen dari seluruh partisipan merupakan peminum kopi. Sebagian besar dari partisipan peminum kopi ini menyeruput sekitar 2-3 cangkir kopi per hari. Sedangkan rerata usia mereka adalah 56 tahun dengan 57 persen di antaranya merupakan perempuan.
Hasil studi menunjukkan, penurunan risiko depresi dan kecemasan terlihat pada individu yang minum kopi kurang dari 2-3 cangkir per hari. Namun penurunan risiko paling besar terjadi pada individu yang minum kopi sebanyak 2-3 cangkir per hari.
Namun semakin banyak jumlah kopi yang diminum tampaknya tidak sejalan dengan penurunan risiko yang semakin besar. Risiko terhadap depresi dan kecemasan justru semakin besar pada individu yang minum kopi lebih dari tiga cangkir per hari. Semakin banyak jumlah cangkir kopi yang ditambahkan setelah minum tiga cangkir kopi, semakin besar penambahan risikonya.
"Temuan kami mendukung rekomendasi bahwa konsumsi kopi yang sedang bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat untuk mencegah serta mengelola depresi dan kecemasan pada populasi," ujar tim peneliti, seperti dilansir WebMD pada Rabu (20/9/23).
Kecemasan dan depresi merupakan jenis gangguan //mood//, menurut //WebMD//. Depresi bisa memunculkan perasaan sedih, hilang harapan, dan penurunan energi. Sedangkan kecemasan dapat memunculkan perasaan gugup, khawatir, serta takut.
Kecemasan dan depresi merupakan dua kondisi yang berbeda. Akan tetapi, seseorang bisa mengalami kedua gangguan //mood// ini di waktu yang bersamaan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 dari delapan orang atau 970 juta orang di dunia hidup dengan gangguan kesehatan mental pada 2019. Jenis gangguan kesehatan mental yang paling umum adalah gangguan kecemasan dan depresi.
Pada 2020, jumlah masyarakat dunia yang hidup dengan gangguan kecemasan serta depresi meningkat akibat pandemi Covid-19. Peningkatan yang terjadi mencapai 26 persen untuk gangguan kecemasan dan 28 persen untuk gangguan depresi mayor.
"Meski opsi pencegahan dan terapi telah tersedia, sebagian besar orang dengan gangguan kesehatan mental tidak memiliki akses terhadap layanan yang efektif. Banyak juga orang yang mengalami stigma, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia," ujar WHO. (Adysha Citra Ramadani)
Sumber: https://www.webmd.com/mental-health/news/20230915/moderate-coffee-intake-lowers-risk-of-anxiety--depression
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders