REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selama bertahun-tahun, sebuah perusahaan kecil bernama Flannery Associates telah membeli tanah seluas ribuan hektar yang belum dikembangkan, tepat di timur laut San Francisco di Solano County, Amerika Serikat.
Tanah itu dimiliki oleh ratusan orang yang merupakan miliarder bidang teknologi. Laporan baru dari New York Times merinci apa yang sedang terjadi di sana, ternyata sekelompok elit teknologi berkumpul untuk membeli tanah dalam upaya menciptakan utopia mereka sendiri.
Para miliarder teknologi ini seperti Marc Andreessen dari perusahaan modal ventura Andreessen Horowitz, dan salah satu pendiri LinkedIn, Reid Hoffman. Nama-nama terkenal lainnya seperti Chris Dixon, yang memimpin dana kripto Andreessen Horowitz, serta pendiri perusahaan pembayaran Stripe.
Menurut laporan itu, dalang di balik Flannery Associates adalah mantan pedagang Goldman Sachs berusia 36 tahun, bernama Jan Sramek. Pencarian cepat atas nama Sramek akan memunculkan banyak artikel menarik tentang mantan bankir investasi itu dalam satu dekade terakhir. Dulu, dia berusia 20-an, dan untuk sesaat dia seperti anak emas di dunia keuangan.
Penawaran pada 2017 dari Flannery Associates merinci apa yang ingin dilakukan oleh perusahaan itu. “Ambillah sepetak perbukitan coklat gersang yang dibelah oleh jalan raya dua jalur antara pinggiran kota dan lahan pedesaan, dan ubah (itu) menjadi komunitas dengan puluhan ribu orang, penduduk, energi bersih, transportasi umum, dan kehidupan perkotaan yang padat,” kata dia.
Mengingat niat mereka yang telah disetujui, akan aneh jika Flannery Associates memilih untuk tidak memberikan informasi kepada penduduk lokal yang tinggal di daerah tersebut tentang apa yang mereka coba hingga saat ini.
Flannery Associates beroperasi dengan sangat rahasia, bahkan anggota kongres pun tidak dapat mengetahui identitas orang-orang di baliknya. Namun, perusahaan itu baru saja mengungkap anonimitasnya pekan lalu, menghubungi pejabat publik dan meminta pertemuan untuk membahas rencana mereka.
Ini karena Flannery Associates sebagian besar membeli lahan pertanian dan properti lain, yang sebenarnya tidak dikategorikan untuk digunakan sebagai tempat tinggal. Artinya, pemerintah perlu melobi para pejabat dan meyakinkan penduduk setempat untuk memberikan dukungannya.
Perusahaan itu juga menjanjikan lapangan kerja, rumah baru, dan ruang publik untuk memenangkan hati mereka. Penduduk saat ini hanya perlu melihat puluhan kilometer ke arah selatan di Silicon Valley, untuk mengetahui tujuan sebenarnya dari kota yang mampu memenuhi kebutuhan para elit teknologi itu.