Kamis 24 Aug 2023 00:29 WIB

Nikita Willy Terapkan Salt Therapy untuk Jaga Saluran Napas Anak, Amankah?

Salt therapy dikenal juga dengan istilah haloterapi.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang perempuan mencoba layanan studio terapi kesehatan komprehensif pertama di dunia yang menggabungkan kekuatan garam dengan efek penyembuhan cahaya dan suara untuk relaksasi di Tokyo, Jepang, 5 Juni 2008. Ruangan studio seluruhnya dilapisi dengan ubin garam segi enam berwarna putih bersih.
Foto: EPA/EVERETT KENNEDY BROWN
Seorang perempuan mencoba layanan studio terapi kesehatan komprehensif pertama di dunia yang menggabungkan kekuatan garam dengan efek penyembuhan cahaya dan suara untuk relaksasi di Tokyo, Jepang, 5 Juni 2008. Ruangan studio seluruhnya dilapisi dengan ubin garam segi enam berwarna putih bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Nikita Willy memiliki cara tersendiri supaya anaknya, Issa, tidak terimbas dampak buruk polusi udara. Perempuan 29 tahun itu mengajak putranya bermain di sebuah lokasi serupa gua pasir garam, menyebut metode demikian sebagai salt therapy.

"Issa sedang tidak batuk/pilek, tapi karena udara Jakarta tidak bagus jadi aku coba seminggu sekali melakukan salt therapy," tulis Nikita lewat fitur Instagram Story di akun @nikitawillyofficial94, Selasa, (22/8/2023).

Baca Juga

Dalam unggahan tersebut, Nikita memaparkan fungsi dari terapi garam. Dia menjelaskan, saat anak menghirup garam, itu akan membantu menyerap racun, alergen, dan partikel udara yang tidak baik lainnya dari saluran pernapasan, lantas menghilangkannya dari tubuh.

Pemeran film Terlalu Tampan itu membagikan momen ketika Issa "bermain" di salt room. Ruangan tersebut terlihat seperti area bermain berpasir, namun sebenarnya merupakan garam. Ada berbagai permainan seperti papan seluncur kecil, kuda-kudaan, ember, dan sekop.

Dilansir laman WebMD, Rabu (23/8/2023), terapi garam atau yang dikenal dengan nama haloterapi memang dianggap sebagai pengobatan alternatif untuk masalah paru-paru. Utamanya, untuk mengatasi kondisi seperti asma, bronkitis, dan batuk.

Saat melakukan terapi garam, seseorang menghirup udara dengan partikel garam kecil untuk meningkatkan pernapasan. Biasanya, haloterapi dilakukan di ruang garam seperti spa. Terapi itu juga disebut dapat membantu rileks serta mengatasi kondisi kulit dan alergi.

Ada sejarah panjang dari riwayat terapi garam. Pada abad ke-12, praktik mengunjungi gua garam untuk tujuan terapeutik, atau speleoterapi, merupakan hal yang umum dilakukan di Eropa Timur. Pada tahun 1800-an, hal sama ditemui pada para penambang garam di Polandia.

Meski bekerja di tambang sepanjang hari, para pekerja itu tidak pernah mengalami masalah pernapasan seperti pilek atau batuk. Penelitian lantas menunjukkan bahwa udara asin yang dihirup para penambang membantu menjaga paru-paru mereka bebas dari infeksi dan alergi.

Seiring waktu, tambang atau gua garam Eropa Timur menjadi tujuan wisata yang populer. Orang-orang dari seluruh dunia berkunjung untuk menghirup udara asin dan meredakan masalah paru-paru mereka. Kini, di era modern, dikenal beberapa jenis ruang garam.

Ruang garam aktif dan pasif...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement