Senin 07 Aug 2023 06:05 WIB

Varian Eris Mulai Dominasi Kasus Covid-19 di Inggris, Tanda Bahaya untuk Dunia?

Kemunculan varian Eris bertepatan dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Inggris.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Lonjakan kasus Covid-19 (Ilustrasi). Kemunculan varian Eris telah mendorong terjadinya gelombang Covid-19 baru.
Foto: Pixabay
Lonjakan kasus Covid-19 (Ilustrasi). Kemunculan varian Eris telah mendorong terjadinya gelombang Covid-19 baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian SAR-CoV-2 baru, Eris, mulai mendominasi kasus Covid-19 di Inggris. Meski baru diklasifikasikan sebagai varian baru pada 31 Juli, Eris kini menjadi salah satu varian yang paling mendominasi kasus Covid-19 di negara tersebut.

Saat ini, kasus Covid-19 di Inggris masih didominasi oleh varian Arcturus dengan prevalensi mencapai 39,4 persen dari total kasus. Eris merupakan varian paling mendominasi kedua di Inggris dan diprediksi menyebabkan satu dari 10 kasus Covid-19.

Baca Juga

Kemunculan varian Eris bertepatan dengan kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Inggris. Menurut Zoe Health Study, kasus Covid-19 melonjak hampir 200 ribu kasus, dari 606.656 prediksi kasus pada 4 Juli 2023 menjadi 785.980 prediksi kasus pada 27 Juli 2023.

photo
Varian arcturus - (Dok Republika)

UK Health Security Agency (UKHSA) mengungkapkan bahwa varian Eris pertama kali mencuri perhatian pada 3 Juli 2023. Kala itu, varian Eris menjadi sorotan karena mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia.

Pada 10 juli 2023, sekitar 11,8 persen kasus Covid-19 di Inggris disebabkan oleh varian Eris. Kini, angka tersebut telah meningkat menjadi 14,6 persen dari total kasus Covid-19 di Inggris.

Varian Eris dikenal juga dengan nama EG.5.1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan varian ini ke dalam daftar varian yang perlu dipantau. Seperti halnya Arcturus, varian Eris juga merupakan turunan dari varian Omicron.

Menurut Prof Christina Pagel dari Independent Sage, kemunculan varian Eris jelas mendorong terjadinya gelombang Covid-19 baru. Menurut Prof Pagel, gelombang ini akan dinahkodai oleh kedua turunan Omicron, yaitu Eris dan Arcturus.

Menurut Prof Pagel, memudarnya imunitas masyarakat dan buruknya cuaca turut mendukung terjadinya gelombang baru Covid-19. Alasannya, cuaca yang buruk membuat banyak orang lebih banyak menghabiskan banyak waktu di dalam rumah.

Penyebaran varian baru mungkin melambat selama musim panas ini karena sekolah libur dan banyak orang berwisata ke luar negeri. Akan tetapi, Prof Pagel memprediksi bahwa varian Eris akan mendominasi pada September mendatang saat anak-anak kembali bersekolah dan orang dewasa kembali bekerja.

"Dan kita mulai menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan," ujar Prof Pagel, seperti dilansir Independent pada Ahad (6/8/2023).

Terkait imunitas, Prof Pagel mengatakan sebagian besar orang mendapatkan vaksin terakhir mereka lebih dari 18 bulan yang lalu. Selain itu, banyak orang yang sudah melewatkan waktu berbulan-bulan sejak terkena Covid-19 terakhir kalinya. Artinya, kekebalan terhadap Covid-19 pada sebagian besar masyarakat mulai memudar.

"(Karena itu kita bisa melihat) gelombang baru bertumbuh lebih cepat (pada September)," jelas Prof Pagel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement