REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lever atau hati merupakan salah satu organ vital manusia. Lever melakukan ratusan pekerjaan untuk menjaga fungsi tubuh. Oleh karena itu, jika ada masalah pada organ hati, itu bisa menjadi fatal.
Salah satu penyakit yang biasa menyerang adalah fatty liver disease (perlemakan hati). Ini disebabkan dari banyaknya kadar lemak di hati. Konsultan hepatologi di London Bridge Hospital di Inggris, Profesor William Alazawi, membahas cara menemukan tanda-tanda perlemakan hati.
"Penyakit hati berlemak non alkohol (NAFLD) adalah kondisi umum yang disebabkan oleh penumpukan lemak yang berlebihan di hati. Itu bisa menyerang siapa saja, meskipun paling sering terlihat pada orang dengan obesitas atau diabetes tipe 2," kata Alazawi, dilansir Express, Jumat (4/8/2023).
Terlalu banyak lemak di hati bisa menimbulkan beragam penyakit serius. Selain merusak hati secara permanen, itu juga dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lain, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan ginjal.
"Pada beberapa orang, lemak tersebut dapat mengiritasi hati yang menyebabkan peradangan, kerusakan sel hati, dan pembentukan jaringan parut, atau fibrosis. Kondisi ini disebut non alcoholic steatohepatitis (NASH)," ujar Alazawi.
Tanpa pengobatan, NASH berpotensi berkembang menjadi jaringan parut dan sirosis hati. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko gagal hati atau kanker hati.
Gejala penyakit perlemakan hati
Alazawi memperingatkan perlemakan hati disebut sebagai silent disease. Sebab, penyakitnya tidak menimbulkan gejala yang jelas secara klinis, bahkan saat penyakitnya berkembang.
"Orang dengan penyakit perlemakan hati sering kali tidak menunjukkan gejala sama sekali walaupun beberapa pasien melaporkan sakit perut atau rasa tidak nyaman dan kelelahan," ucapnya.