REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Alsi Mega Marsha Tengker atau akrab disapa Caca Tengker, mengaku menjadi orang tua di zaman modern ini tidaklah mudah. Begitu banyak sumber informasi yang didapat oleh anak dari dunia luar, sementara orang tua tidak bisa mengatur atau menghalangi 100 persen informasi yang diserap anak.
Jadi, menurut Caca, yang harus dilakukan oleh orang tua adalah menghadirkan rumah yang nyaman bagi anak. Di rumah yang nyaman, anak dapat menerima kasih sayang dan perhatian orang tuanya.
"Hal ini berfungsi sebagai bekal bagi anak agar ketika ia keluar rumah, sang anak sudah memiliki pemahaman dan kesadaran akan dirinya sebelum menerima informasi yang berbagai macam tersebut," ujar Caca dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (27/7/2023).
Dari sini ketika anak melihat konten yang ada di internet dan menampilkan barang yang ia tidak punya dan ia inginkan, anak akan lebih mudah diberi edukasi dengan cara diskusi dan pengertian. Caca akan menjelaskan mana barang yang sekiranya berguna dan menjadi prioritas untuk dibeli terlebih dahulu. Lambat laun, anak akan memahami dasar dari literasi finansial yaitu bisa membedakan kebutuhan dan keinginan.
Psikolog berusia 34 tahun ini menekankan bahwa ilmu parenting itu tidak berlaku sama untuk semua orang karena harus melihat kebutuhan dan perbedaan dari setiap anak. Sehingga, peran orang tua di sini adalah memahami keunikan dan karakteristik dari anaknya sendiri.
Bagi Caca, ia selalu berupaya untuk menerapkan kesadaran kepada dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum ke anaknya. Ini penting agar orang tua lebih mudah menanamkan kesadaran kepada anaknya.
“Karena kita itu tidak bisa mengatur anak itu bakal paham atau tidak omongan kita. Yang bisa kita kelola adalah komunikasi kita, dari orang tua ke anak. Harus koneksi dulu, baru koreksi,” ujar ibu dari dua anak perempuan.
Dari situ, anak dapat memahami apa yang dia alami atau rasakan secara penuh. Ketika anak menginginkan sesuatu dan melakukan tantrum karena keinginannya tidak dipenuhi, orang tua sebaiknya memvalidasi perasaan anak tersebut dahulu. Dengan memberikan validasi, orang tua dapat melakukan koneksi terhadap anaknya karena orang tua berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang anak.
Namun memang, memberikan validasi bukan berarti mengiyakan semua kemauan anak tersebut. Peran orang tua tetap harus bisa memberikan batasan, di sinilah ketika anak sudah merasa terkoneksi, orang tua harus bisa memberikan koreksi atas perbuatan anak. Caca Tengker selalu menerapkan koneksi terlebih dahulu baru mengoreksi.
“Apalagi dengan adanya media sosial, anak-anak semakin besar kemungkinannya untuk membanding-bandingkan apa yang ia punya dengan milik orang lain. Di sini pentingnya menanamkan kepada anak untuk belajar tidak membandingkan diri dengan orang lain, mensyukuri apa yang sudah kita punyai,” ujarnya.
Caca menambahkan di tengah semua kesibukan ibu bekerja, kadang kita ada rasa bersalah karena waktunya jadi kurang untuk anak. Tapi, seorang ibu butuh waktu untuk aktualisasi diri dulu, menyayangi diri sendiri dulu. "Ibu yang bahagia akan lebih bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya,” ujar Caca.