Selasa 25 Jul 2023 15:10 WIB

Pengakuan Korban Penjualan Ginjal, Mudah Lelah dan Buang Air Kecil Ada Busa

Korban mengaku menjual ginjal Rp 200 juta, tapi hanya dapat Rp 135 juta.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Polda Metro Jaya telah menetapkan sebanyak 12 orang sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus penjulan organ tubuh ginjal. Dua diantaranya merupakan oknum kepolisian dan imigrasi, Kamis (20/7/2023).
Foto: Republika/Alli Mansur
Polda Metro Jaya telah menetapkan sebanyak 12 orang sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus penjulan organ tubuh ginjal. Dua diantaranya merupakan oknum kepolisian dan imigrasi, Kamis (20/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) mengaku telah menjalani operasi pengambilan jantung di sebuah rumah sakit militer Preah Ket Mealea yang terletak di wilayah Phnom Penh, ibu kota Kamboja, sebulan lalu pada 25 Juni 2023. Ginjal miliknya hanya dihargai Rp 200 juta, tapi dia hanya mendapatkan bayaran Rp 135 juta dari sindikat.

“Pemeriksaan kesehatan sih dicek lagi kesehatannya gitu. Sayadi operasi tanggal 25 bulan Juni 2023,” ujar pria dengan identitas yang dirahasiakan, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga

Pria itu juga mengaku sampai saat ini belum ada keluhan kesehatan yang berarti meski satu buah ginjalnya telah didonorkan dalam hal ini dijual. Namun, ia tidak memungkiri jika saat ini tubunya mudah lelah. Termasuk saat membuang air kecil, tidak ada kendala, tetapi hanya sedikit berbusa.

“Untuk saat ini belum ada keluhan sih, paling mudah lelah aja. Buang air kecil alhamdulillah tidak ada kendala paling sedikit berbusa saja,” katanya.

Sebelumnya, sebanyak 122 orang telah menjadi korban TPPO dengan modus penjualan organ tubuh ginjal. Beberapa korban pulang ke Indonesia dalam keadaan luka masih basah setelah diambil ginjalnya di rumah sakit Preah Ket Mealea yang terletak di wilayah Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, sampai saat ini sebanyak 122 orang korban yang telah diambil bagian organ tubuhnya tersebut masih hidup. Akibat luka yang masih basah tersebut penyidik bersama Bidang Dokter dan Kesehatan Polda Metro Jaya membawa ke RS Kramat Jati Polri untuk mendapatkan perawatan.

"Hasil pemeriksaan kami sampai saat ini belum ada yang meninggal dunia. Tapi kami perlu sampaikan, pada saat korban dibawa Polda Metro Jaya setelah kembali dari Kamboja, itu luka masih dalam keadaan basah," ujar Hengki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement