Sabtu 22 Jul 2023 09:29 WIB

Kisah Oppenheimer, Benarkah Einstein tak Mau Memaafkannya?

Artikel berikut mengandung spoiler bagi yang belum menonton Oppenheimer.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Karakter Albert Einstein (kiri) dan J Robert Oppenheimer (kanan) di film Oppenheimer. Dalam film, bagi Einsten, karya Oppenheimer tetap tidak termaafkan.
Foto:

Seperti dilansir laman Screen Rant, Jumat (21/7/2023), setelah kejadian di film, Oppenheimer menjauhkan diri dari sorotan publik setelah izin keamanannya dicabut. Dia pindah bersama keluarganya ke St John di Kepulauan Virgin. Dia terus memberikan kuliah, dan menjadi lebih vokal tentang cara-cara penggunaan penemuan ilmiah, dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap dunia.

Bersama dengan Einstein dan ilmuwan lainnya, Oppenheimer mendirikan World Academy of Art and Science. Dia juga bergabung dengan Institut Studi Lanjutan Princeton sebagai direktur pada tahun 1947. Fisikawan ini juga menulis tentang keprihatinannya terhadap penggunaan sains di bidang politik, dan akhirnya menerbitkan sebuah buku yang berisi ceramah-ceramahnya.

Namun, dia tidak pernah secara terbuka menentang senjata nuklir seperti yang dilakukan oleh beberapa koleganya, kemungkinan besar karena alasan keamanan. Selama itu, Oppenheimer tidak pernah berhenti mendiskusikan sains, dan meskipun dia masih dijauhi dari kekuasaan politik, dia akhirnya dianugerahi Enrico Fermi Award pada tahun 1963, yang diinginkan oleh Presiden John F Kennedy atas kontribusinya selama Perang Dunia II.

Tidak lama kemudian, pada tahun 1965, Oppenheimer menderita kanker tenggorokan dan meninggal dunia pada Februari 1967. Warisannya terus berlanjut, tetapi kekuatannya untuk memengaruhi sangat tercoreng selama masa hidupnya, dan hal itu sangat memengaruhi sisa hari-harinya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement