REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Majelis Rasulullah, Habib Nabiel Al Musawa, menyampaikan salah satu makna hijrah dalam Islam adalah meninggalkan keburukan menuju kebaikan. Karena dalam upaya tersebut, Nabiel turut mengingatkan agar umat Islam jangan sekali-kali meremehkan dosa.
"Hijrah itu pindah dari satu perilaku yang kurang baik ke perilaku yang lebih baik. Maka hijrah itu meninggalkan yang buruk, yang buruk itu apa? Dosa," kata Nabiel dalam acara Festival Hijriah Republika di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (19/7/2023).
Nabiel menekankan bahwa dosa itu jangan pernah dianggap kecil. Namun lihatlah kepada siapa dosa tersebut diarahkan. Rasulullah, kata dia, memberikan perbedaan antara orang munafik yang menganggap dosa bagaikan lalat, sementara orang beriman menganggap dosa bagaikan gunung yang tinggi.
"Kalau seseorang berbuat dosa maka ada titik hitam di hatinya, kalau dia tidak sempat taubat, titik hitam itu akan bertambah dan lama kelamaan akan menutupi hatinya," kata Nabiel.
Dengan adanya momentum Tahun Baru Hijriah ini, Nabiel mengajak kepada segenap umat Islam untuk senantiasa memperbaiki diri dari hal-hal buruk. Sebab keberadaan manusia sejatinya hanyalah kecil di alam semesta, apalagi di hadapan Allah SWT.
"Saya ingin menyampaikan bahwa keberadaan kita di alam semesta hanyalah kecil. Ada salah satu bintang namanya Aldebaran, bintang ini 40 kali lebih besar dari matahari, sedangkan kiita hanya kecil sekali. Maka marilah kita sungguh-sungguh merasakan kemahabesaran Allah, semoga kita dikumpulkan oleh orang-orang yang baik," ujar Nabiel.