Ahad 16 Jul 2023 10:52 WIB

Sembuh dari Kanker Stadium 4, Apa Rahasianya?

Sarkoma merupakan jenis kanker yang bermula pada tulang dan jaringan ikat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Seorang pria asal Inggris berhasil bebas dari kanker stadium 4 berkat rajin berolahraga/ilustrasi
Foto: www.freepik.com
Seorang pria asal Inggris berhasil bebas dari kanker stadium 4 berkat rajin berolahraga/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pada 2018, seorang pria terdiagnosis dengan sarkoma stadium 4 yang agresif dan telah menyebar ke paru-paru. Meski kondisinya kala itu tampak buruk, pria bernama Luke Grenfell-Shaw tersebut kini berhasil terbebas dari kanker.

Sarkoma merupakan jenis kanker yang bermula pada tulang dan jaringan ikat. Selain itu, sarkoma juga cenderung lebih langka bila dibandingkan dengan jenis kanker lainnya.

Baca Juga

Saat pertama kali terdiagnosis, kondisi Shaw terbilang cukup buruk. Selain memasuki stadium akhir, kankernya juga sudah menyebar ke organ lain. Secara teori, kondisi Shaw hampir mustahil bisa disembuhkan. "Saya sempat yakin saya akan meninggal. Bisa hidup hingga lima tahun kemudian merupakan hal yang melampaui mimpi saya," ujar Shaw, seperti dilansir Express.

Kini, kondisi Shaw justru jauh lebih bugar dibandingkan sebelumnya. Shaw menilai salah satu kunci penting yang membuatnya bisa terbebas dari kanker dan menjadi lebih bugar adalah olahraga.

Sesaat setelah terdiagnosis dengan kanker, Shaw menjalani serangkaian terapi yang cukup berat. Terapi yang dia jalani terdiri atas kemoterapi, radioterapi, dan operasi.

Selama menjalani beragam terapi tersebut, Shaw tetap meluangkan waktunya untuk berolahraga. Shaw bahkan membawa sepeda statis ke kamar rawat inapnya agar bisa rutin berolahraga. "Saat menjalani terapi, dokter saya memergoki saya bersepeda statis di kamar rumah sakit saya," kata Shaw.

Mulanya, sang dokter khawatir aktivitas olahraga dapat membebani tubuh Shaw. Namun setelah meninjau sejumlah studi, sang dokter justru menemukan bahwa olahraga bisa membantu pasien merespons kemoterapi dengan lebih optimal. Olahraga juga dapat membantu pasien menghadapi gejala efek samping dari terapi dengan lebih baik.

Lima tahun telah berlalu, kini Shaw merasa kondisi tubuhnya jauh lebih bugar dibandingkan sebelumnya. Shaw bahkan berhasil berkompetisi dalam ultra-marathon sejauh 62 mil atau sekitar 100 km dan memenangkan hadiah lebih dari Rp 1 miliar.

Di hari yang sama, Shaw juga dianugerahi gelar MBE oleh Kerajaan Inggris dalam gelaran King's Birthday Honours. Gelar tersebut diberikan kepada Shaw karena dia berperan aktif dalam menggalang dana untuk membantu para pasien kanker.

"Masih hidup setelah lima tahun merupakan hal yang dulu terasa mustahil, melampaui mimpi tergila saya. Saya masih tak memercayainya," tutur Shaw.

Shaw lalu membagikan salah satu kunci suksesnya untuk bisa terbebas dari kanker. Salah satu yang dia lakukan adalah berjalan kaki selama 20-30 menit per hari selama menjalani terapi kanker di rumah sakit. Selain itu, dia juga melakukan olahraga yang ringan selama minimal 30 menit per hari saat sedang tidak dirawat di rumah sakit.

"Saya sangat yakin (olahraga tersebut) menyelamatkan nyawa saya dan berpengaruh besar terhadap alasan mengapa saya tak lagi memiliki jejak kanker pada tahun kelima saya setelah terdiagnosis," ujar Shaw.

Studi dalam jurnal Prostate Cancer and Prostatic Diseases juga pernah menyoroti manfaat olahraga bagi pasien kanker. Studi ini mengindikasikan bahwa berolahraga bisa membantu menekan pertumbuhan tumor ganas. Selain itu, aktivitas olahraga juga turut memerangi sel-sel kanker secara aktif.

Studi ini juga menemukan bahwa olahraga tetap dapat memberikan manfaat bagi para pasien kanker stadium lanjut. Menurut peneliti, Prof Rob Newton, temuan ini dapat menjadi bukti kuat untuk merekomendasikan olahraga kepada pasien kanker jenis apa pun.

Menurut Prof Newton, olahraga sebaiknya dilakukan hampir setiap hari atau bahkan setiap hari untuk menjaga kondisi kimia di dalam tubuh tetap optimal. Kondisi kimia tubuh yang optimal dapat menekan proliferasi atau perkembangan sel-sel kanker di dalam tubuh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement