Kamis 13 Jul 2023 20:32 WIB

Penelitian Terbaru Soroti Keterbatasan Indeks Massa Tubuh dalam Memprediksi Kematian

Indeks massa tubuh telah lama menjadi metrik medis standar.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Pria mengukur lingkar pinggangnya (ilustrasi). Indeks massa tubuh dihitung dengan membagi berat badan seseorang dengan kuadrat tinggi badannya.
Foto:

Setelah disesuaikan dengan variabel lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan BMI antara 25 hingga 30 tidak memiliki peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan orang yang memiliki BMI antara 22,5 dan 24,9. BMI antara 25-30 diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan.

Namun, risiko kematian meningkat tajam di antara orang-orang yang memiliki BMI di bawah 20 dan mereka yang memiliki BMI lebih besar atau sama dengan 30. BMI lebih besar atau sama dengan 30 didefinisikan sebagai obesitas.

Usia rata-rata peserta adalah 46 tahun. Setengahnya adalah perempuan, dan 69 persennya berkulit putih non-Hispanik. Dari mereka yang termasuk, 35 persen memiliki BMI antara 25 dan 30, dan 27,2 persen memiliki BMI di atas atau sama dengan 30.

"Ini adalah penelitian besar dengan sampel representatif yang bagus. Para penulis, sejauh yang saya lihat, telah melakukan pekerjaan yang baik dalam menganalisis hubungan kematian dengan status berat badan awal," kata George Savva, seorang ahli biostatistik di Quadram Institute Inggris yang tidak terlibat dalam penelitian.

Savva menyebut, mungkin saja penyakit yang terkait dengan berat badan yang lebih tinggi dikelola dengan lebih baik daripada sebelumnya, misalnya tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement