Jumat 07 Jul 2023 22:35 WIB

Ini Dia Sosok Kunci di Balik Penurunan Angka Stunting Nasional

Berbagai pihak bergotong royong untuk menurunkan angka stunting nasional.

Pemenuhan gizi untuk keluarga membantu keberhasilan penurunan angka stunting nasional.
Foto: Nestle Indonesia
Pemenuhan gizi untuk keluarga membantu keberhasilan penurunan angka stunting nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Percepatan penurunan angka stunting nasional membutuhkan sinergi dan kerja sama yang kuat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Namun, di balik upaya bersama untuk menurunkan angka stunting, ada kehadiran pihak yang menjadi ujung tombak keberhasilan ini, yaitu para kader.

“Para kader memiliki peran kunci dalam menyampaikan informasi tentang pentingnya gizi seimbang dan praktik kebiasaan baik kepada keluarga yang harus dilakukan sejak dini khususnya para ibu dengan menjaga asupan makanan mulai dari memenuhi kebutuhan gizi saat hamil. Maka dari itu, memberdayakan para kader merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman gizi di masyarakat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mendorong perubahan perilaku menuju pola makan yang sehat dan pencegahan stunting,'' ujar Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan dalam siaran pers, Jumat (7/7/2023).

Baca Juga

Maka, dalam rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas), Nestle Indonesia menyelenggarakan seminar gizi bertema “Peningkatan Kapasitas Kader Kampung KB sebagai Upaya Menuju Keluarga Bebas Stunting” yang diikuti oleh 100 kader Kampung KB, kelompok kerja, dan tim pendamping keluarga dari empat Kampung KB di Kota Palembang. 

Peringatan Harganas merupakan agenda tahunan yang diusung oleh pemerintah dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup Indonesia. Tahun ini, Pemerintah menunjuk Kabupaten Banyuasin sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan Harganas ke-30. 

Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu menyampaikan, pihaknya berkomitmen menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu, saat ini dan untuk generasi mendatang.

''Mewakili sektor swasta, kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat dan daerah untuk bergotong royong dalam percepatan penurunan angka stunting nasional. Kami berharap seminar dan juga live cooking dapat menjadi bekal bagi para kader yang merupakan ujung tombak untuk meneruskan pengetahuan kepada para orang tua dalam menyiapkan asupan gizi yang baik bagi keluarga, sehingga dapat menuju keluarga bebas stunting,” ujar Sufintri.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan KB Nasional Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, SSi, MEng turut menjelaskan bahwa sejak 2021, BKKBN telah menyelenggarakan kegiatan inovatif yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kampung Keluarga Berkualitas. 

Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, melalui pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumber daya/ kontribusi kemitraan lainnya. ''Maka dari itu, kita harus wujudkan Dashat sebagai bentuk kepedulian antar sesama, kepedulian terhadap persiapan generasi berkualitas di masa datang, dan tentunya juga sebagai upaya peningkatan ekonomi keluarga. Kami menyelenggarakan Dashat di Kampung Keluarga Berkualitas sebagai aktivitas nyata dalam upaya pembentukan keluarga berkualitas. Sampai Juni 2023, program Dashat telah mencapai 3.530 titik. Kami berharap seluruh Kampung Keluarga Berkualitas dapat membentuk Dashat,” kata dia.

sumber : Siaran pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement