REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi tenggelamnya kapal selam Titan yang menjelajahi reruntuhan bangkai kapal Titanic dinilai membuktikan bahwa perusahaan OceanGate selama ini bersikap angkuh. OceanGate dianggap sering mengabaikan peringatan bahaya keselamatan penumpang.
Ahli kapal selam veteran Rob McCallum menyuarakan keprihatinan terhadap tragedi, khususnya pada berat pembuangan kapal selam untuk mengontrol daya apung. "Terkadang, kapal kehilangan sedikit berat badan untuk melambat saat mendekati dasar. Terkadang juga kapal kehilangan banyak berat badan untuk naik," kata McCallum, dilansir The Guardian, Rabu (5/7/2023).
Menurut dia, kondisi Kapal Titan saat itu terbatas. Saat ledakan terjadi, itu berlangsung cepat yang memakan waktu milidetik.
"Kapal selam hanya bergantung pada komunikasi dengan kapal di atasnya," ujarnya yang telah mengoperasikan beberapa kapal selam komersial hingga sekitar 11 ribu meter (36.089 kaki).
Fitur majalah New Yorker yang diterbitkan pada 1 Juli merinci upaya McCallum dan anggota industri lainnya untuk membunyikan alarm tentang kapal OceanGate. Otoritas pemerintah dan OceanGate tampaknya tidak menindaklanjuti peringatan mereka.
OceanGate mengincar eksplorasi Titanic sekitar tahun 2015 dan salah satu pendiri perusahaan Stockton Rush menghubungi McCallum. "Dia ingin saya menjalankan operasi Titanic untuknya. Saat itu, saya adalah satu-satunya orang yang dia kenal yang menjalankan perjalanan ekspedisi komersial ke Titanic. Rencana Rush adalah melangkah lebih jauh dan membangun kendaraan khusus untuk ekspedisi multi-penumpang ini," ucapnya.
McCallum yang memberikan tip pemasaran dan logistik kepada Rush, akhirnya mengunjungi bengkel OceanGate di Seattle untuk melihat kapal selam pertama OceanGate, yaitu Cyclops I. Kapal penelitian itu dapat turun tidak lebih dari 1.500 kaki. Rush berencana menggunakan sebagian besar desain Cyclops I di kapal selam Titanic miliknya bernama Cyclops II. Menurut laporan New Yorker, Cyclops II kemudian berganti nama menjadi Titan.
Mengingat desainnya yang tampak kasar dan kurangnya fitur keselamatan, McCallum mengatakan ada banyak titik kegagalan, termasuk sistem kontrolnya menggunakan Bluetooth. “Setiap kapal selam di dunia memiliki kontrol bawaan karena suatu alasan. Jika sinyalnya hilang, Anda akan baik-baik saja," ucapnya.
McCallum memutuskan untuk tidak terlibat dalam proyek tersebut. Dia mengatakan keputusannya berasal dari berbagai masalah keamanan, termasuk prosedur peluncuran dan pengambilan kapal selam itu berasal dari tongkang daripada kapal besar.
Namun, Rush menganggap masalah tersebut sebagai penghinaan pribadi. "Titan dan sistem keamanannya jauh melampaui apa pun yang digunakan saat ini," kata dia.
"Keangkuhan" OceanGate mengingatkan publik pada tragedi tenggelamnya kapal Titanic. Titanic merupakan kapal terbesar pada tahun 1900-an, mahakarya dari rancangan Thomas Andrews.
Kala itu, ketika dia diwawancarai tentang keamanan Titanic, Andrews dengan sombong mengatakan, kapal yang dibuatnya sangat aman bahkan Tuhan sekalipun tidak mampu menenggelamkannya.
Andrews lantas ikut dalam pelayaran perdana Titanic. Namun setelah empat hari berlayar, Titanic menabrak gunung es di Samudera Atlantik. Kejadian nahas itu terjadi pada 14 April 1912 dan menewaskan sekitar 1.500 orang termasuk Thomas Andrews.