Selasa 04 Jul 2023 04:56 WIB

Pakai Pemandangan Alam Indonesia, Agensi Iklan Pariwisata Filipina Minta Maaf

Agensi iklan Filipina memakai alam negara lain untuk promosi pariwisata negaranya.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Cuplikan gambar sawah yang ada di dalam video pariwisata Filipina ternyata diambil dari gambar di Ubud, Bali/ilustrasi.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Cuplikan gambar sawah yang ada di dalam video pariwisata Filipina ternyata diambil dari gambar di Ubud, Bali/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Iklan pariwisata untuk Filipina menjadi bumerang untuk negara kepulauan itu sendiri. Agensi iklan pariwisata yang mempromosikan Filipina, tertangkap menggunakan materi gambar dari pemandangan alam negara lain.

Agensi periklanan DDB Filipina pun akhirnya meminta maaf, atas gambar yang ‘sangat tidak pantas’ itu, termasuk terasering sawah dari Bali, Indonesia, dan bukit pasir dari Brazil.

Baca Juga

Untuk iklan pariwisata “Love the Philippines”, agensi itu merogoh hingga 900 ribu dolar AS atau setara Rp 13 miliar dari pemerintah, yang videonya diluncurkan pada 27 Juni 2023.

Kementerian Pariwisata Filipina mengatakan sehari sebelumnya bahwa pihaknya sedang menyelidiki dugaan bahwa video DDB menyertakan cuplikan gambar tidak asli dan video itu telah dihapus dari halaman Facebook-nya.

Pariwisata adalah industri utama di Filipina, yang menawarkan tempat menyelam murni dan pantai pasir putih, tetapi hal itu jadi tertinggal dari negara tetangganya karena infrastruktur yang buruk dan biaya tinggi.

Menurut data dari World Tourism Organization PBB, ada 2,7 juta turis masuk ke Filipina tahun lalu, ini turun 68 persen dari tingkat pra-pandemi pada 2019.

Pertanyaan muncul setelah blogger populer Filipina, Sass Rogando Sasot, mengunggah di Facebook bahwa beberapa gambar dalam video iklan itu berasal dari negara lain.

Analisis oleh tim pemeriksa fakta Agence France-Presse mengonfirmasi bahwa video tersebut menunjukkan tempat-tempat di Brazil, Indonesia, Swiss, dan Uni Emirat Arab.

DDB meminta maaf karena menggunakan rekaman gambar dari negara lain dan menyebutnya sebagai pengawasan yang tidak menguntungkan di pihak agensi tersebut. “Proses penyaringan dan persetujuan yang tepat seharusnya diikuti dengan ketat. Penggunaan rekaman stok asing dalam kampanye yang mempromosikan Filipina sangat tidak pantas, dan bertentangan dengan tujuan DOT (Departemen Pariwisata),” kata DDB dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Pariwisata mengatakan dalam pernyataannya bahwa pihaknya berkali-kali meminta konfirmasi dari DDB tentang orisinalitas dan kepemilikan semua materi yang terkandung dalam AVP (presentasi audio-visual) dan visual utama yang dipresentasikan ke departemen.

“Dalam semua kesempatan ini, DDB berkali-kali meyakinkan DOT bahwa orisinalitas dan kepemilikan semua materi sudah beres,” kata perwakilan kementerian itu.

Beberapa gambar yang digunakan dalam video promosi dapat ditemukan di situs web penyedia rekaman stok. Misalnya, cuplikan sawah yang ditampilkan berada di Pond5, ternyata lokasi sebenarnya di Ubud, Bali, Indonesia.

Kemudian bukit pasir Filipina yang ditampilkan berada di Videvo, ternyata lokasi sebenarnya adalah di Cumbuco, Brazil.

Rekaman lain menunjukkan seorang nelayan menebar jaring sambil mengenakan topi yang tidak biasa dipakai di Filipina, dan seseorang mengendarai kereta di atas bukit pasir di Uni Emirat Arab.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement