REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan dokter anak dari Partai Konservatif Inggris, Caroline Johnson, mengungkapkan delapan anak dari sekolah yang sama telah dirawat di rumah sakit setelah menggunakan rokok elektrik. Oleh karena itu, ia menyerukan agar penjualan vape sekali pakai dilarang karena mendatangkan masalah kesehatan.
Dokter Johnson, yang telah mewakili Sleaford dan North Hykeham di Lincolnshire sejak 2016, mengatakan sekelompok anak di sebuah sekolah di daerah pemilihannya dilarikan ke rumah sakit selama beberapa bulan terakhir. Anggota parlemen itu menyebutkan semua gejala mereka muncul pada waktu yang berbeda. Ia juga mengungkapkan kekhawatiran tentang betapa mudahnya anak muda mendapatkan perangkat tersebut.
"Belum lama ini, saya berbicara dengan seorang guru dari daerah pemilihan saya, mereka yang mengatakan bahwa dia memiliki murid di sekolahnya yang berjuang untuk melewati dua pelajaran matematika karena mereka merasa terdesak keluar kelas biar bisa ngevape," ujarnya, seperti dikutip dari laman The Sun, Ahad (2/7/2023).
Anak-anak tersebut, menurut dr Johnson, ngevape di toilet sekolah di sela-sela pelajaran. Beberapa dari mereka berjuang untuk bisa tidur lelap di malam hari.
"Mereka terbangun didorong oleh keinginan ngevape, dan tingkat kecandunan beberapa anak kita benar-benar sangat memprihatinkan," kata dr Johnson.
I am calling for disposable vapes to be banned & I want to see the sale of nicotine free vapes to under 18s banned.
My office will be watching the debate with great interest this afternoon. @drcarolinej
Here's my report on vaping:https://t.co/35ffjUxXuO
— Children's Commissioner for England (@ChildrensComm) June 29, 2023
Rancangan undang-undang yang diajukan dr Johnson akan diperdebatkan pada Kamis mendatang. Dia ingin mengadvokasi pajak vape, mengatur penjualannya dengan cara yang mirip dengan alkohol dan melarang vape sekali pakai, yang menurutnya adalah produk paling menarik bagi anak-anak.
Perdana Menteri Britania Raya Rishi Sunak bertemu dengannya dan berkomitmen untuk membatasi akses kaum muda terhadap vape.
Pemerintah mengatakan mereka akan meluncurkan peninjauan untuk melarang penjualan vape bebas nikotin untuk anak di bawah 18 tahun dan mengeluarkan denda ke toko yang menjual perangkat tersebut kepada anak-anak. Perdana Menteri juga berencana untuk menutup celah yang memungkinkan penjual memberikan sampel vape gratis kepada anak-anak.